Salah satu makalah yang disajikan dalam kegiatan Sarasehan Budaya di Flores Timur berjudul “Kekuatan Budaya Lamaholot dalam Pembentukan Karakter dan Identitas Masyarakat Flores Timur di Masa Depan”. Makalah disampaikan oleh Pater Bernardus Boli Ujan dari Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero Maumere.

Kebudayaan seperti kita ketahui merupakan seluruh himpunan unsur hidup yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, kebiasaan dan kemampuan-ketrampilan serta perilaku yang dimiliki manusia sebagai anggota suatu masyarakat. Unsur pengetahuan, pikiran dan pandangan adalah hal yang tidak kelihatan karena ada dalam diri manusia.

Akan tetapi ada saatnya hal yang tak kelihatan itu diungkapkan secara nyata dalam bentuk barang-barang ciptaan manusia seperti rumah, bangunan fisik, makanan, minuman, pakaian, hiasan, lukisan, anyaman, tenunan, peralatan kerja dan lain-lain. Tidak hanya itu, pengungkapan juga dilakukan dalam bentuk tingkah laku atau cara hidup yang kelihatan sehingga dapat diamati dan diselidiki. Seperti cara bertindak, berbahasa, menari, menyanyi dan lain sebagainya. Di dalam semua unsur ini terkandung nilai-nilai yang hendak dikejar dan dicapai untuk dialami dan dihayati. Semuanya berperan membentuk karakter dan identitas masyarakat setempat termasuk masyarakat Lamaholot. Untuk memperkuat ekosistem kebudayaan Lamaholot sebagai pondasi pemajuan kebudayaan di masa depan, melihat kekuatan budaya Lamaholot dalam pembentukan karakter dan identitas masyarakat Flores Timur merupakan sebuah hal yang penting.

Melihat dan mengamati kenyataan yang ada di wilayah Lamaholot, mulai dari Flores Timur Daratan, Solor, Adonara dan Lembata juga Pantar dan sebagian dari Alor, karakter dan identitas masyarakat berada di tengah arus globalisasi  yang membawa pengaruh baik positif maupun negatif karena bisa mengancam punahnya unsur-unsur budaya khas Lamaholot. Oleh karena itu patutlah masyarakat memperhatikan kekuatan khususnya nilai-nilai positif yang universal dari budaya Lamaholot agar disadari, dihargai, dan dihidupi secara kreatif adaptif untuk suatu masa depan yang lebih  beradab di bumi Lamaholot dan pada waktunya memberi sumbangan berarti dalam relasi dengan suku dan bangsa lain demi ketahanan bangsa Indonesia yang bermartabat di mata dunia.

Patut disadari bahwa sebagai pendukung kelompok budaya yang kecil juga mempunyai andil dalam  membangun bangsa dan dunia kalau masyarakat sendiri sadar akan kekhasan budaya. Bukit kecil walau kecil tetapi dia tetap bukit yang indah dan menarik, demikian pula gunung kecil meski kecil, namun dia tetaplah sebuah gunung yang menantang dan menarik. Bukit Pulau Waibalun, bukit Pulau Konga, kecil tetapi menarik orang untuk mencapai puncaknya dan melihat keindahan dari atasnya. Gunung Lewotobi amat menarik karena tidak ada gunung seperti itu di bumi ini, punya gunung perempuan dan punya gunung laki-laki. Selain itu ada Ilemandiri dan Ileboleng. Masyarakat dipanggil untuk menatanya agar memancarkan keindahan ke seluruh penjuru dunia. Ini  baru sebagian kecil dari kekayaan alam kampung bersambung Lamaholot yang memang perlu penataan lebih serasi, indah serta promosi lebih gencar.

Secara kekseluruhan, kekuatan dari budaya Lamaholot yang berkaitan dengan pengetahuan dan pemikiran tentang realitas, baik yang tampak maupun tidak tampak adalah harmoni. Harus ada hubungan yang serasi dengan wujud tertinggi Ama Lera Wulan, Ina Tana Ekan, dengan semesta dan bumi alam lingkungan sekitar, dan dengan sesama manusia serta diri sendiri. (WN)