Ngusaba Tipat Pura Masceti Desa Medahan ini adalah tradisi turun temurun yang dilaksankan oleh para petani dari empat desa yaitu desa pekraman Medahan, Tedung, Cukcukan, dan Keramas sebagai ungkapan rasa syukur para petani atas hasil panen yang melimpah. Dengan cara menghaturkan tipat nasi kehadapan Ida Batara Pura Masceti dan Ida Batara Segara atas kemenangan para petani melawan mrana (hama) tikus dan kesuburan yang telah dilimpahkan kepada para petani.
Sebelum dilaksanakannya ngusaba tipat ini, terlebih dahulu dilaksanakan pengaci peneduh yang memiliki arti untuk menghalau hama yang tujuannya untuk menetralisir keadaan alam khususnya sawah agar seimbang dan dapat melancarkan panen nantinya. Sebulan kemudian setelah prosesi pengaci peneduh barulah dilaksanakan ngusaba tipat tersebut, tipat yang dibungkus kisa (tas rajutan janur) dengan berbagai upakara kemudian dihaturkan menghadap ke arah Pantai dan menjelang sandikala krama subak pengempon Pura Masceti berkumpul.
Sebanyak 1.500 tipat yang sebagian sudah dihaturkan untuk sesaji di sejumlah palinggih dikumpulkan di jaba tengah pura atau madya mandala. Barisan dibagi menjadi dua kubu. Sebagian berdiri di utara, sebagian lagi di selatan. Tipat yang digunakan untuk perang diletakkan di atas meja. (WN)