Bangli – Beberapa hari yang lalu tepatnya pada hari Sabtu (16/02/2019), Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali baru saja menggelar kegiatan Penayangan Film dan Diskusi Nilai Budaya di SMK Negeri 1 Bangli. Dengan menyasar generasi milenial yaitu para siswa-siswi dari sejumlah sekolah se-Kabupaten Bangli beserta guru pendamping, kegiatan ini memiliki maksud untuk mengajak generasi milenial melihat Bali tempo dulu melalui sebuah film.
Secara khusus melalui kegiatan ini diharapkan bisa diulas nilai-nilai budaya yang terkandung dalam sebuah film dan bagaimana nilai-nilai tersebut mampu untuk diterapkan di masyarakat. Disamping itu juga untuk mengenalkan film-film Indonesia di masyarakat, terutama untuk mengembangkan film-film yang bernilai pendidikan dan kurang memiliki nilai komersial, tetapi memiliki kualitas yang baik. Ketiga, pemutaran film dan diskusi nilai budaya diharapkan sebagai sarana mengkomunikasikan kebijakan pendidikan dan kebudayaan kepada masyarakat.
Seperti kita ketahui, film merupakan media reproduksi informasi, media dari sebuah pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat luas tentang sebuah gambaran, gagasan, informasi, ungkapan atau ekspresi yang dapat dibicarakan, ditelaah dan dianalisa sebagai wacana dari proses gerak peradaban manusia. Berangkat dari proses akulturasi seni (puisi, tari, teater, dan novel) dan teknologi, film merupakan bentuk semu dari kehidupan dengan simbol-simbol dan aktivitas imajinatif juga kekuatan teknologi sehingga tercipta sebuah pesan yang menunjukkan realitas yang lain, realitas khayalan yang memberikan harmoni ataupun sekedar menghibur.
Melalui film kini orang bisa mengekspresikan dan mengkomunikasikan hal-hal yang mungkin tidak tertampung melalui media seni lainnya (misalnya: seni lukis, patung, tari, musik, dan lain-lain). Dengan memanfaatkan media film inilah, BPNB Bali sebagai unit pelaksana teknis dari Direktorat Jenderal Kebudayaan berupaya meningkatkan pengetahuan generasi milenial mengenai Bali tempo dulu dan budaya masa lampau yang terkandung didalamnya.
Hasilnya cukup fantastis, banyak generasi milenial yang terlibat dalam kegiatan ini. Sebanyak 205 orang peserta turut hadir dan menyaksikan film Bali tempo dulu. Usai penayangan film, diskusi pun dilakukan. Beberapa narasumber turut hadir menyampaikan gagasan-gagasannya. Seperti I Wayan Suca Sumadi, S.H (Kepala Sub Bagian Tata Usaha), Marlowe Bandem (Seorang penggiat kreatif dan koordinator Arsip Bali 1928) serta Kadek Dwikayana (Asistensi Penguatan Pendidikan Karakter BPNB Bali). (WN)