Lego-lego merupakan tradisi yang telah mengakar dalam masyarakat di Kabupaten Alor. Semenjak dulu nenek moyang/sesepuh masyarakat Alor dalam melakukan suatu pekerjaaan selalu bersama-sama/gotong royong dengan demikian berkumpul banyak orang dalam suatu kegiatan. Setelah kegiatan berakhir mereka mansyukurinya dengan mengelilingi mesbah sambil berpegangan tangan menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Dewa-dewa yang kemudian tarian tersebut hingga kini dikenal sebagai tarian Lego-lego yang selalu dilakukan pada setiap kegiatan budaya.
Lego-lego merupakan tarian tradisional masyarakat Alor. Lego-lego diadakan/dimainkan berhubungan dengan adnya keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan sekelompok orang atau orang-orang tertentu seperti dalam acara pesta pernikahan, membangun mesbah, pesta keberhasilan panen dan menyambut tamu-tamu. Semenjak dahulu kala Lego-lego juga digunakan untuk menyambut pasukan perang yang pulang dari pertempuran dengan kemenangan.
Lego-lego dimainkan lebih dari 50 orang dengan memakai alat musik tambur, moko dan gong serta diiringi dengan lagu-lagu pengiring sesuai dengan jenis kegiatan yang di rayakan. Lagu-lagu pengiring biasanya didahului oleh seorang pemandu yang disebut Pemantun dan disambut oleh pemain.
Sumber : WBTB BPNB Bali, NTB, NTT 2010