KARACI PERMAINAN ADU KETANGKASAN

0
5361
Karaci
Karaci

Karaci berarti mepukul dengan kayu bertubi-tubi dan sekuat tenaga. Pada dasarnya permainan ini merupakan ajang mengadu kekuatan tenaga dalam untuk menyeleksi laskar Balacucuk (bala tentara kerajaan Sumbawa). Oleh sebab itu permainan Karaci sangat terbatas komunitasnya. Mereka merupakan laskar kerajaan Sumbawa yang mempertunjukkan kebolehannya saling pukul dengan rotan dengan menggunakan tameng dan pembalut tubuh. Awal keberadaannya dimulai sejak berdirinya kesultanan Sumbawa di abad ke 16 sampai dengan masa kesultanan berakhir Tahun 1958. Namun demikian permainan Karaci masih dihidupkan sekarang ini di desa Kakiang Kecamatan Moyohilir.

Sebagai permainan kekerasan, Karaci bertumpu pada kekuatan tenaga dalam yang diajarkan oleh orang-orang tertentu. Dua orang laki-laki dipertemukan untuk saling memukul di tengah arena bersenjatakan rotan sepanjang 1 meter menggunakan tameng dari kulit menjangan yang diberi rangka kayu untuk menjaga diri dari pukulan lawan yang bertubi-tubi. Kedua belah fihak dijaga dan dilindungi oleh seorang dukun (Sandro).

Permainan diawali oleh seorang pemuda menari-nari ke tengah arena mencari penantang. Apabila ada yang berani menantang, dia juga harus menari-nari di tengah arena dan apabila sudah saling setuju, kedua pemain didandani dengan membalutkan pelindung tubuh dari pukulan yang berbahaya. Bagaikan dua petinju di atas ring, mereka dipertemukan dengan gaya yang khas, lalu mulailah mereka saling memukul, namun tameng menjadi penghadang yang melindungi tubuhnya dari pukulan keras. Apabila pemain tidak trampil menggunakan tameng, maka fatallah akibatnya bila pukulan kayu mengenai kepala. Namun hal itu belum pernah terjadi sepanjang sejarahnya, kecuali kalau ada pemain yang angkuh dan sombong. Permainan akan berakhir apabila juri melerainya dengan menggunakan galah bambu yang panjang.