Tari Baris merupakan salah satu dari sembilan tari bali yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. Tarian ini biasa dipentaskan untuk melengkapi pelaksanaan Upacara Dewa Yadnya dan Pitra Yadnya yang pada umumnya tidak memiliki lakon atau cerita. Istilah Tari Baris sendiri berasal dari kata baris yang berarti leret, jajar, berbanjar dalam posisi lurus. Nama Tari Baris juga mengacu pada ciri khas tarian tersebut yang menyerupai komposisi barisan pasukan perang.
Tari Baris diperkirakan telah ada sejak pertengahan abad ke-16. Dugaan ini didasarkan pada informasi yang terdapat pada Kidung Sunda. Ada berbagai macam varian Tari Baris. Di Kota Denpasar sendiri terdapat tujuh varian Tari Baris. Diantaranya yaitu Tari Baris Cina, Tari Baris Ketekok Jago, Tari Baris Kupu-Kupu Sempurna, Tari Baris Pendet, Tari Baris Tamiang, Tari Baris Tengklong dan Tari Baris Wayang.
1. Tari Baris Cina
Tari Baris Cina yang diduga mendapat pengaruh dan budaya Cina ini mempunyai keunikan yang terlihat dari tata busana, gerak-gerakan tari, dan iringannya. Para penari tampil dengan menggunakan celana panjang dan baju lengan panjang dengan segempal kain sarung (seperti pendekar), bertopi, berkacamata hitam, dan setiap penari memakai senjata pedang. Motif dan pola gerak tarinya mengambil gerak-gerak pencak silat. Tarian yang biasanya dipentaskan dalam upacara dewa yadnya (seperti upacara di Pura Dalem, Pura Sakenan) ini diiringi dengan gamelan gong beri (gong tanpa pencon). Konon dia pasukan yang berbeda, yang lazim disebut Rwa Bhineda. Tarian Baris ini terdapat didesa Renon, Kota Denpasar.
2. Tari Baris Ketekok Jago
Tari Baris Ketekok Jago ini dibawakan oleh sekelompok penari laki-laki yang menggunakan pakaian poleng (hitam putih) dengan membawa senjata tombak yang berhias kangelang-gelang putih hitam (Tumbak Poleng). Tari ini biasanya di pertunjukan dalam kaitannya dengan upacara pitra yadnya atau ngaben. Ciri khas tari baris ketekok jago pada saat menaruh tumbaknya kemudian bergerak seperti gagak hitam dan menggabil bunga pucuk untuk ditaruh di mayat.
3. Tari Baris Kupu-Kupu Sempurna
Tari Baris Kupu-Kupu adalah tarian baris yang tidak menggunakan senjata. Tarian ini melukiskan kehidupan binatang kupu-kupu, Sesuai temanya gerak-gerak tari baris kupu-kupu yang terdapat di Banjar Lebah Desa Sumerta ini terlihat yang sangat dinamis, lincah menirukan gerak-gerak kupu-kupu yang sedang mencari makan.
4. Tari Baris Pendet
Tari Baris Pendet adalah salah satu jenis tari baris dimana Para penarinya tampil dengan menggunakan sesaji canang sari dan dipentaskan sebagai sarana upacara Dewa Yadnya. Di Desa Tanjung Bungkak penari baris pendet membawa canang oyod yaitu sebuah canang dengan tumpukan bunga menyerupai tumpeng. Pada bagian akhir para penari menggunakan kipas sambil mearas-arasan atau bersukaria, tarian ini biasanya hanya ditarikan 6 bulan sekali tepat pada odalan di Pura Dalem Tanjung Bungkak yang jatuh tepatnya pada hari Anggarkasih Wuku Sungsang.
5. Tari Baris Tamiang
Sekitar tahun 1930, seniman asal griya telaga sanur yang bernama Ida Bagus Pegug menciptakan tari baris panah tamiang yang terinspirasi dari karya sastra geguritan, lagu Janger dan tembang gambang. Saat menciptakan tarian ini, filosofi yang terkandung didalam panah yang dipakai pada tarian ini bermakna purusa dan tamiang melambangkan pradana. Pada saat menarikan tarian ini para penari menggunakan kostum putih dan kuning, warna putih melambangkan kesucian, serta putih melambangkan dewa siwa sedangkan warna kuning melambangkan budha. Tari Baris ini gerakannya dinamis, yang biasanya ditarikan pada hari piodalan di Pura Dalem Kedewatan Sanur (hari tilem kajeng).
6. Tari Baris Tengklong
Tari Baris ini, terdapat di desa pemedilan Kota Denpasar, tarian ini merupakan sajian upacara pujawali di Pura Penambangan Badung. Kata tengklong diperkirakan diambil dari salah satu gerak tariannya berdiri pada satu kaki, kaki dengan lutut yang di tekuk (nengkleng).Tarian ini ditarikan oleh sekelompok penari laki-laki. Tarian ini bersenjatakan pedang, gerak gerak tari baris tengklong sangatlah bernuansa seperti layaknya gerakan pencak silat . Tarian ini biasanya ditarikan pada saat odalan di pura tepatnya pada purnama kedasa dan pada hari besar lainnya contohnya Galungan Kuningan. Tarian ini hanya boleh ditarikan oleh sekaa truna Banjar Kerandan dan warga dari Banjar Kerandan Pemecutan, tarian ini dianggap sakral karena tarian ini merupakan ciri kerajaan pemecutan ketika menghadapi musuh di medan perang, gerakan mengangkat kaki satu melambangkan keseimbangan para prajurit bersama rajanya ketika melawan penjajah.
7. Tari Baris Wayang
Tari Baris Wayang merupakan tari bebarisan yang dipentaskan pada upacara di Pura Dalem Manik Lumintang. Dimana dalam pementasannya memakai properti wayang, yang ditarikan oleh orang penari laki-laki dan tari baris wayang ini diiringi dengan gambelan batel dan penari ikut bernyanyi tetembang dan kidung.
Sebagai bahan informasi bersama, ketujuh varian baris di atas telah teregistrasi secara nasional pada tahun 2017. (WN)