Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta terus berupaya mengajak generasi muda untuk berpartisipasi dalam pelestarian cagar budaya dengan cara menyebarluaskan informasi tentang cagar budaya kepada masyarakat melalui berbagai ragam media. Salah satu media penyebarluasan informasi cagar budaya yang ingin digaungkan BPCB DIY kepada para pelajar yakni media video. . Upaya tersebut dilakukan dengan berbagai program kegiatan, salah satunya yaitu dengan memberikan pelatihan videografi dengan menyelenggarakan Workshop Audio Visual Cagar Budaya bagi pelajar.
Pada Sabtu-Minggu (26-27/11) BPCB DIY menggelar Workshop Audio Visual Cagar Budaya bagi pelajar tingkat SMA dan SMK di Joglo Tamansari, Yogyakarta. Dalam workshop tersebut para pelajar dibekali materi tentang “Aspek-aspek Pendokumentasian dan Publikasi Cagar Budaya” yang disampaikan Ka. Unit Kerja Dokumentasi dan Publikasi – BPCB DIY, Drs. Ign. Eka Hadiyanta, M.A. dan “Videografi Cagar Budaya” oleh Staf Dokumentasi – BPCB DIY, Dedy Hariansyah, S.Kom. Selain pemberian materi, peserta workshop juga diajak untuk melakukan praktik videografi. Pada hari pertama praktik videografi dilakukan di Pesanggrahan Tamansari, dan hari kedua dilakukan di kompleks Candi Prambanan.
Kegiatan Ekskursi di Pesanggrahan Tamansari (Foto dok. BPCB DIY)
Kegiatan Ekskursi di kompleks Candi Prambanan (Foto dok. BPCB DIY)
Diselenggarakannya workshop audio visual cagar budaya ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap peduli terhadap cagar budaya dan sikap berbagi kepada sesama. Sikap peduli terhadap cagar budaya bisa diwujudkan dengan mendokumentasikan cagar budaya ke dalam media visual dan audio-visual, misalya foto dan video. Sedangkan rasa berbagi terhadap sesama bisa dilakukan dengan membagikan hasil pendokumentasian cagar budaya kepada masyarakat melalui berbagai media sosial. Hal tersebut ditegaskan kepala BPCB DIY, Winston Sam Dauglas Mambo pada saat memberikan sambutan ketika membuka workshop, “Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai beragam cagar budaya yang berasal dari berbagai masa, mulai dari prasejarah, klasik (Hindu-Buddha), Islam, kolonial, dan kemerdekaan. Kekayaan budaya tersebut belum dapat tersebarluaskan kepada masyarakat. Melalui kegiatan workshop audiovisual ini diharapkan para pelajar dapat belajar mendokumentasikan dan mempublikasikan cagar budaya dengan baik, dan kemudian bisa membagikannya kepada masyarakat.” (Ferry Ardiyanto)