Pameran Cagar Budaya yang dilaksanakan Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta pada gelaran “Pameran Bersama Kebudayaan” yang digagas Direktorat Jenderal Kebudayaan pada 18 s.d. 22 September 2017 mendapat respon positif dari masyarakat. Pameran yang dihelat dalam rangka menyemarakkan acara Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma’arif Nahdlatul Ulama Nasional II di Lapangan Tembak Akmil, Magelang ini berhasil menarik perhatian pengunjung yang sebagian besar merupakan peserta kemah, guru, dan pelajar dari sekolah yang ada di sekitar lokasi pameran.
Salah satu daya tarik stan pameran Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menarik perhatian pengunjung yakni menyajikan praktik rekonstruksi dan identifikasi replika artefak berupa gerabah. Sajian tersebut terbukti ampuh membuat pengunjung betah untuk berlama-lama singgah di stan pameran BPCB DIY. Pengunjung begitu asyik menikmati praktik contoh konservasi material cagar budaya itu.
Praktik rekonstruksi dilakukan dengan menyusun pecahan-pecahan gerabah agar menjadi gerabah yang utuh kembali. Rekonstruksi tersebut dilakukan menggunakan alat sederhana berupa gunting dan solasi. Sementara itu, praktik identifikasi dilakukan dengan mengukur gerabah menggunakan alat ukur meteran roll untuk mencari ukuran tinggi, diameter alas, diameter atas, diameter badan, dan tebal bibir.
Tidak jarang pengunjung mengungkapkan rasa senangnya melakukan praktik rekonstruksi dan identifikasi. “Saya tertarik melakukan praktik rekonstruksi gerabah, karena rasanya seperti bermain puzzle. Saya bisa menggabungkan kembali pecahan-pecahan gerabah sehingga bisa menjadi utuh lagi,” kata Savitri, siswi Madrasah Tsanawiyah Salaman, Magelang. Rasa antusias juga ditunjukkan Mahesa Sakor. “Melakukan praktik identifikasi dengan mengukur replika artefak serasa menjadi arkeolog saja. Dan, praktik rekonstuksi menjadikan saya seolah seperti konservator benda-benda purbakala. Hahaha…” katanya sambil mengekspresikan wajah ceria. (Ferry A.)