Pagi itu di sebuah jalan yang terletak di sebelah selatan Tugu Jogja, tiga bocah laki-laki tampak kelelahan setelah berkejar-kejaran di sepanjang jalan. Hampir saja rasa capai menguasai tubuh mereka, untung ada Embun, Krisna, dan Roro yang sigap mengembalikan energi para bocah dengan menyodori komik cagar budaya kepada mereka. Alhasil, ketiga pramuka anggota Saka Widya Budaya Bakti binaan Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta dari SMA 1 Kalasan itu berhasil membuat para bocah tersenyum cerah, secerah cuaca saat berlangsungnya acara Car Free Day dalam rangka Peringatan Tujuh Windu Gerakan Pramuka yang digelar di Jalan Margo Utomo pada Minggu (6/8).

      Acara tersebut diikuti oleh saka-saka tingkat daerah dan kwartir cabang se-DIY. Setiap saka menyuguhkan produk unggulan dan memberikan pelayanan terbaiknya masing-masing. Beragam fasilitas disediakan gratis bagi pengunjung, antara lain pembagian aneka ragam jajan pasar,  pembagian bibit pohon, pelatihan senam, pentas seni, dan cek kesehatan.

Pengunjung acara Car Freeday saat menyambangi stan Saka Widya Budaya Bakti – Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY.

      Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY selaku perwakilan dari Saka Widya Budaya Bakti ikut serta memeriahkan acara dengan melakukan sosialisasi cagar budaya. Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan membagikan komik dan leaflet yang berisi tentang informasi potensi cagar budaya yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ada enam macam leaflet yang mengulas tinggalan budaya dari masa klasik (Hindu-Buddha) yang dibagikan kepada pengunjung. Setiap leaflet berisi informasi tentang cagar budaya yang berbeda-beda, antara lain Candi Kedulan, Candi Kalasan, Candi Ijo, Candi Sambisari, Candi Barong, dan Candi Prambanan.

Ketua Kwarda Gerakan Pramuka DIY, GKR Mangkubumi sedang membaca leaflet Candi Barong di stan Saka Widya Budaya Bakti – Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY.

      Selain membagikan komik dan leaflet, Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY juga memberikan suvenir gratis berupa pin bergambar candi-candi dan gantungan kunci berbentuk Tugu Jogja dan Candi Prambanan kepada pengunjung yang singgah di stan Saka Widya Budaya Bakti. Aneka ragam leaflet dan suvenir yang disuguhkan Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY,  ternyata menarik minat Ketua Kwarda Gerakan Pramuka DIY, GKR Mangkubumi untuk mampir ke stan Saka Widya Budaya Bakti. “Wah bagus sekali leafletnya,bentuknya unik. Setelah dibuka ternyata juga berisi informasi lengkap tentang sebuah candi. Saya minta satu ya..” katanya sambil mengambil leaflet Candi Barong.

 

Pengunjung acara Car Free Day berfoto bersama setelah menerima komik cagar budaya dari Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY.

     Partisipasi Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY pada acara Car Free Day dalam rangka Peringatan Tujuh Windu Gerakan Pramuka diharapkan dapat mengenalkan  keragaman cagar budaya yang dimiliki Daerah Istimewa Yogyakarta kepada publik. Pengenalan cagar budaya kepada masyarakat perlu dilakukan, terutama kepada generasi muda agar mengenal warisan budaya karya peradaban leluhurnya. Seperti pepatah, tak kenal maka tak sayang, begitu pula jika tak ada yang kenal cagar budaya, maka siapakah yang akan menyayangi dan melestarikannya ? Ayo Kunjungi, Lindungi, dan Lestarikan Cagar Budaya Indonesia. (Ferry A.)