Kotagede tetap hidup sebagai suatu kota meskipun tidak lagi berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Dengan demikian, di kawasan itu masih dapat disaksikan rumah-rumah tradisional kuno, meskipun tidak sejaman dengan masa keemasan Kotagede. Rumah tradisional Kotagede dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan gaya arsitekturnya, yaitu rumah Kalang disebut juga sudagaran, dan tradisional Jawa. Contoh rumah sudagaran adalah Proyodranan dan Ansor Silver, sedang rumah tradisional Jawa adalah Sopingen, between two gates. Menarik perhatian bahwa halaman rumah-rumah lama di Kotagede biasanya dibatasi dengan pagar tembok yang tinggi dengan satu regol utama, sehingga jalan-jalan di perkampungan diapit oleh pagar-pagar tinggi tersebut.
Rumah Kalang adalah rumah yang didirikan oleh para saudagar kelompok Kalang yang dahulu terkenal kaya-raya. Mereka tidak membangun rumah tradisional Jawa karena ada beberapa tatanan sosial yang tidak memungkinkan mereka membangun rumah semacam itu. Meskipun mereka mampu melakukannya. Oleh karena itu, mereka memilih gaya arsitektur Eropa yang disesuaikan dengan budaya dan alam sekitar. Ciri-ciri rumah Kalang antara lain: tiang bergaya Corinthia-Romawi, ada hiasan berbentuk kaca patri yang berwarna-warni, banyak menggunakan tegel bermotif baik untuk lantai maupun untuk penutup dinding bagian bawah, pintu dan jendela banyak serta berukuran besar. Adapun unsur tradisional yang digunakan ialah: susunan bilik masih menggunakan prinsip tiga senthong, gandhok gadri, dapur, kamar mandi, dan sumur.