Balai Pelestarian Cagar Budaya D.I. Yogyakarta, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, dan Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, sebagai unit pelaksana teknis (UPT) yang berada di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mempunyai tugas dalam melestarikan budaya, baik yang bersifat tangible dan intangible beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Upaya pelestarian budaya yang dilakukan oleh ketiga instansi tersebut salah satunya yakni meningkatkan internalisasi budaya kepada generasi muda melalui penyelenggaraan Kemah Budaya.
Kemah Budaya merupakan program internalisasi budaya yang dikemas dalam bentuk kegiatan kepramukaan yang menitikberatkan pada upaya pengenalan, penguatan, dan pengembangan kebudayaan di kalangan generasi muda. Kemah Budaya diselenggarakan sekali setiap tahun oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya D.I. Yogyakarta, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, bekerja sama dengan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pada tahun 2017 ini, Kemah Budaya kembali digelar pada 21 s.d. 25 Juli 2017 di Bumi Perkemahan Pengembangan Candi Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kemah Budaya yang ke-11 ini bertema “Nyalakan Semangat Kemandirian Generasi Muda guna Memperkokoh Identitas dan Jati Diri Bangsa.”
Peserta Kemah Budaya 2017 terdiri dari pramuka tingkat penggalang dan penegak sejumlah 210 orang yang terdiri dari masing-masing Kwartir Cabang Gerakan Pramuka se-DIY, yaitu Kwarcab Sleman, Kwarcab Bantul, Kwarcab Kulon Progo, Kwarcab Gunungkidul, dan Kwarcab Kota Yogyakarta. Adapun rinciannya yaitu 120 orang pramuka penggalang dan 80 orang pramuka penegak. Untuk regu pramuka penggalang, setiap Kwarcab mengutus 8 pramuka penggalang putra dan 16 pramuka penggalang putri. Sementara untuk regu pramuka penegak, setiap Kwarcab mengutus 8 pramuka penegak putra dan 8 pramuka penegak putri, ditambah masing-masing Kwarcab mengutus dua orang pimpinan kontingen cabang (pinkoncab) untuk memimpin regu putra dan putri, masing-masing satu orang.
Kemah Budaya pada prinsipnya merupakan kegiatan pembinaan generasi muda yang bersifat edukatif, inovatif, kreatif, produktif, menantang, dan rekreatif. Dalam pelaksanaanya, Kemah Budaya 2017 diisi dengan beragam kegiatan yang dilakukan dengan metode permainan, diskusi, ceramah, demonstrasi, simulasi, pengamatan, praktik, penugasan, seminar dan lokakarya dengan tujuan agar peserta dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya secara seimbang. Peserta Kemah Budaya nantinya akan mengikuti berbagai macam kegiatan, baik kegiatan indoor maupun outdoor yang bersifat prestasi dan juga non-prestasi, antara lain:
1) Enam belas giat prestasi, meliputi: a) Giat Prestasi Pembuatan Majalah Dinding; b) Giat Prestasi Menyanyi Bersama/ Koor; c) Giat Prestasi Membaca Puisi Perjuangan; d) Giat Prestasi Fotografi; e) Giat Prestasi Masakan Tradisional; f) Giat Prestasi Dekorasi Temanten Tradisional Jawa (Penjor); g) Giat Prsetasi Merangkai Peningset Pengantin; h) Giat Prestasi Macapat; i) Giat Prestasi Mendongeng; j) Giat Prsetasi Permainan Tradisional; k) Giat Prestasi Karnaval Budaya; l) Giat Prestasi Mengenal dan Memakai Pakaian Adat Jogja Beserta Peragaan Pakaian Adat; m) Giat Prestasi Asah Terampil Pewayangan; n) Giat Prestasi Menulis dan Membaca Huruf Jawa; o) Giat Prestasi Pidato Bahasa Jawa; p) Giat Prestasi K3 (Kebersihan, Kerapian, Keindahan).
2) Kunjungan Situs Sejarah di Candi Prambanan, Situs Ratu Boko, Candi Ijo dan Candi Kedulan. Di sana para peserta akan melakukan praktik lay out ekskavasi, penggambaran, susun coba (anastilosis), dan penjelasan tentang situs berdasarkan aspek historis dan arkeologis.
3) Menyaksikan bersama pertunjukan Sendratari Ramayana.
4) Kunjungan museum di Gedung Agung, Benteng Vredeburg, Museum Kraton, dan Museum Sonobudoyo.
5) Kunjungan Sanggar Seni dan Kerajinan Desa Wisata Kasongan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
6) Sarasehan Budaya.
7) Talkshow kesejarahan, permuseuman, dan keperbukalaan.
8) Dialog dan diksusi kepramukaan.
9) Pentas budaya.
10) Pemutaran film sejarah dan kepurbakalaan.
Kegiatan Kemah Budaya secara substansial dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya, sehingga dapat membangkitkan kesadaran generasi muda untuk mengapresiasi dan melestarikan budaya bangsa. Selain itu, dengan adanya berbagai macam budaya yang dapat dipelajari peserta di dalam Kemah Budaya, diharapkan dapat mendorong terbentuknya sikap apresiasi dan toleransi atas keragaman budaya bangsa.
Digelarnya Kemah Budaya 2017 diharapkan dapat menjadi wahana bagi Pramuka untuk menggali potensi keragaman budaya bangsa, dan mengambil nilai-nilai budaya adiluhung yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai kearifan nenek moyang itulah yang kemudian dapat dipetik sebagai sumber belajar bagi para peserta untuk menempa dirinya dengan memperkaya wawasannya dan mengasah keterampilannya guna mengembangkan diri menjadi pribadi yang berkarakter, yakni tunas muda yang berbudi pekerti luhur, mandiri, dan berjati diri sesuai nilai-nilai budaya bangsa. (Ferry A.)
Yogyakarta, Juli 2017
Kemah Budaya 2017
Tema :“Nyalakan Semangat Kemandirian Generasi Muda guna Memperkokoh Identitas dan Jati Diri Bangsa”
Waktu : 21 – 25 Juli 2017
Tempat : Bumi Perkemahan Pengembangan Candi Prambanan, Sleman, DIY
Pembukaan : Jumat, 21 Juli 2017, di Bumi Perkemahan Pengembangan Candi Prambanan, Sleman, D.I. Yogyakarta, pukul 15.00 WIB. Acara dibuka oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Dr. Hilmar Farid.
Peserta : Pramuka Penggalang dan Penegak pilihan dari masing-masing Kwartir Cabang Gerakan Pramuka se-DIY sejumlah 210 orang.