Prajurit Nyutra adalah prajurit Keraton Yogyakarta yang bertugas sebagai pengawal raja pada saat upacara garebeg pada saat bulan Syawal dan Maulud. Pada era Hamengku Buwana VII dan Hamengku Buwana VIII, kesatuan Somaatmaja Nyutra berada di depan Sultan melakukan pengawalan. di Dalam prosesi dari Bangsal Kencana menuju Siti Hinggil Pada saat Sultan berada di Bangsal Manguntur Tangkil Prajurit Nyutra berada di Selatan Bangsal Witana. Begitu juga pada saat Penobatan Hamengku Buwana X juga pengawalan Prajurit Nyutra dengan tombak dan tameng pelindung. Dalam setiap prosesi cara berjalannya dengan menari indah.
Dawaja atau bendera prajurit dengan nama Podhang Ngisepsari (warna dasar kuning dan bulatan merah di tengah) untuk Nyutra merah serta bendera Padma sri Kresna (warna dasar kuning dengan bulatan hitam di tengah) untuk Nyutra hitam. Senjata yang dipakai keris, tombak, lembing, tameng, panah, dan senapan. Korps musik menggunakan dua buah seruling dan dua buah genderang. Irama musik yaitu mBat-mbat penjalin dan Tamtama Balik untuk jalan kidmat serta Surengprang untuk jalan mars atau cepat. Dahulu Prajurit Nyutra ditempatkan di dalam kampung secara khusus yaitu di Kampung Nyutran. Keberadaan Kampung prajurit tersebut ada di sebelah timur Benteng Keraton, nama kampungnya dikenal dengan nama Nyutran.