Prajurit Patangpuluh saat gladi bersih melalui Gapura Ratawijayan, Keraton Yogyakarta.
Prajurit Patangpuluh saat prosesi resmi melalui depan Bangsal Kencana, Keraton Yogyakarta.

Kesatuan (bregada) Prajurit Patangpuluh, Keraton Yogyakarta dengan bendera berbentuk Cakragora dan dwaja pusaka tombak Kiai Trisula. Cakragora yaitu berasal dari kata cakra yaitu bentuk senjata bergerigi warna merah di atas kain hitam dan gora yang berarti dahsyat. Dengan demikian Cakragora berarti senjata cakra yang dahsyat. Sedangkan dwaja Kiai Trisula yaitu tombak bercabang tiga. Dalam melaksanakan persiapan sebuah prosesi para prajurit melakukan geladi bersih atau persiapan resmi sebelum dilaksanakannya prosesi upacara tradisi di keraton. Upacara tradisi di keraton yang dipersiapkan di antaranya Garebeg Syawal, Garebeg Sekaten Maulid Nabi, Pawiwahan Ageng (acara pernikahan putera raja), Jumenengan, dan prosesi kasultanan lainnya. Geladi bersih menggunakan pakaian baju peranakan, kain jarit, blangkon, dan tanpa alas kaki. Pakaian kebesaran Prajurit Patapuluh pada saat prosesi upacara resmi mengenakan destar wulung, penutup kepala songkok, pakaian baju lurik dengan baju rompi dalam merah, celana panjang kombinasi merah – putih, daan sepatu lars.  Persenjataan prajurit terdiri dari keris, tombak, senapan, sedangkan panji mengenakan pedang komando. Korps musik terdiri dari 2 (dua) genderang, 2 (dua) seruling, dan 1 (satu) terompet, dengan lagu untuk jalan kidmat Gendero dan untuk jalan cepat Bulu-bulu.