Salah satu kegiatan dari rangkaian kegiatan Sekolah Cagar Budaya yang diikuti pelajar SD Kintelan 1, SD Kintelan 2, SD Prawirataman, dan SD Karanganyar pada hari Selasa (7/2) adalah berkunjung ke situs cagar budaya dengan menyambangi Candi Sambisari, yang berada di Dusun Sambisari, Kelurahan Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pada saat kunjungan ke Candi Sambisari para pelajar dipandu berkeliling kompleks Candi Sambisari sambil diterangkan mengenai sejarah, riwayat penemuan, dan upaya pelestarian Candi Sambisari. Para pelajar tampak antusias saat masuk ke dalam candi induk dan melihat beragam arca dari panteon agama Hindu yang terpahat pada relung di setiap sisi dindingnya. Arca-arca tersebut yaitu Durga Mahisasuramardhini di sebelah utara, Ganesha di sebelah timur, dan Agastya di sebelah selatan. Mereka semakin takjub saat masuk ke dalam bilik candi induk. Di sana mereka melihat lingga dan yoni berukuran besar, dengan yoni berhiaskan kepala Naga yang begitu indah.
Setelah puas berkeliling kompleks Candi Sambisari, untuk mengusir rasa lelah, para pelajar diajak bermain “Pindah Bola”. Permainan ini dimainkan oleh lima orang peserta yang tergabung dalam satu regu. Setiap regu harus berhasil memasukkan bola ke dalam ember dengan cara memindahkan bola dari orang satu ke orang lainnya. Bola harus dipindahkan dari orang satu ke orang lainnya dengan menggunakan piring plastik dari atas kepala dan kolong di antara kedua kaki peserta. Peserta tampak riang mengikuti permainan ini. Bagi regu yang menang, masing-masing anggotanya diberi hadiah berupa gantungan kunci berbentuk Candi Prambanan.
Metode pembelajaran “belajar sambil bermain” yang dipraktikkan dalam kegiatan Sekolah Cagar Budaya mendapat tanggapan positif dari guru pendamping para pelajar yang mengikuti kegiatan tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Budiarta, guru SD Kintelan 2, “Dengan adanya bermacam-macam aktivitas yang dilakukan oleh pelajar, akan membuat mereka tidak cepat bosan. Kegiatan pembelajaran seperti ini akan manarik minat mereka untuk belajar tentang benda-benda purbakala.” (Ferry A.)