Presiden Sukarno pada tanggal 20 Desember 1953 meresmikan Candi Siwa Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam pidato peresmian saat itu Sukarno mengemukakan: “Ambilah apinya dan jangan abunya”. Beberapa poin yang dikemukakan adalah “Jikalau bangsa kita dapat mewarisi api jang gemilang itu akan dapat kita menjadi bangsa yang besar kembali”. Proses pemugaran Candi Siwa Prambanan diawali dengan melakukan identifikasi dan rekonstruksi Candi Siwa di atas kertas oleh de Haan pada tahun 1927 – 1930. Pada tahun 1930 de Haan wafat dan pekerjaan proses pemugaran dilanjutkan oleh van Romondt mulai 1931. Pemugaran semakin intensif pada tahun 1937 dengan adanya dana dari Welvaartsfond (dana kesejahteraan) sebesar f 25.000.000.
- Post author:Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi D.I. Yogyakarta
- Post published:November 13, 2017
- Post category:Bangunan Cagar Budaya / Cagar Budaya
- Reading time:1 mins read