Cagar Budaya tidak akan bisa terus lestari tanpa dibarengi adanya partisipasi dari masyarakat untuk melestarikannya. Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta senantiasa berupaya menumbuhkan kesadaran semua elemen masyarakat untuk berperan aktif melestarikan cagar budaya. Termasuk menumbuhkan generasi muda pelestari cagar budaya.

     Upaya mengajak pemuda untuk ikut serta melestarikan cagar budaya dilakukan Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta melalui beragam program kegiatan. Salah satunya yaitu Sosialisasi Cagar Budaya dan Aspek Kepurbakalaan bagi pelajar. Pada Minggu (1/12), Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan Sosialisasi Cagar Budaya bagi anggota Satuan Karya Widya Budaya Bakti perutusan kwartir cabang se-Daerah Istimewa Yogyakarta di gedung pertemuan kwartir daerah gerakan pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta, Kompleks Bumi Perkemahan Taman Tunas Wiguna, Babarsari, Depok, Sleman.

Andalan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta Urusan Kreativitas dan Kearifan Lokal, Hajar Pamadhi (tengah-depan).

        Sosialisasi Cagar Budaya yang diikuti oleh 100 orang pelajar pramuka tingkat penegak ini bertema “Pengaderan Pramuka Pelestari Cagar Budaya melalui Krida Bina Cagar Budaya”. Dalam kegiatan tersebut menghadirkan dua orang narasumber, yaitu Kepala Subbagian Tata Usaha Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta, Indung Panca Putra dan Andalan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta Urusan Kreativitas dan Kearifan Lokal.

        Indung menyampaikan materi tentang Cagar Budaya sebagai Prasarana Pembentukan Karakter Bangsa. Ia menyatakan bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalam cagar budaya dapat menjadi sumber inspirasi dalam pembentukan karakter generasi sekarang. “Candi Prambanan yang begitu megah dan diakui sebagai warisan dunia dibangun dengan nilai-nilai kehidupan dari nenek moyang. Antara lain nilai religius, toleransi, kerja keras, mndiri, tanggung jawab, kreatif, disiplin, peduli lingkungan, dan budaya. Nilai-nilai tersebut dapat dijadikan pedoman bagi pemuda  untuk menjadi generasi muda berkarakter yang selaras dengan budaya bangsa.”

Pemberian hadiah bagi peserta yang bisa menjawab pertanyaan dari narasumber.

      Hajar Pamadhi menegaskan bahwa pemuda memiliki peran penting dan tanggung jawab besar untuk melestarikan budaya bangsa. “Pemuda tidak lain adalah pewaris budaya bangsa pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, pemuda harus mampu mewarisi budaya dan mengembangkannya untuk bangsa. Pemuda bisa menjadikan budaya sebagai sumber identitas, inovasi, dan kreativitas. Hal itu dapat dilakukan pemuda dengan berkarya dalam wadah Saka Widya Budaya Budaya Bakti.” Kata Hajar saat memaparkan materi mengenai Pengembangan Potensi Anggota Saka Widya Budaya Bakti.

Sesi tanya jawab antara peserta dengan narasumber.

      Seusai kedua narasumber menyampaikan materi, dibuka sesi tanya jawab antara narasumber dengan peserta. Beberapa peserta bergantian mengajukan pertanyaan seputar cagar budaya dan bagaimana peranan mereka dalam pelestariannya kepada narasumber. Dalam sesi tersebut, narasumber juga memberikan kuis kepada peserta. Bagi peserta yang bisa menjawab pertanyaan dengan benar diberi hadiah.

Foto bersama seusai acara.

Diselenggarakannya kegiatan ini bertujuan menumbuhkan bibit generasi muda yang mengenali cagar budaya dan memahami nilai-nilai penting yang terkandung di dalamnya, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran mereka untuk berpartisipasi dalam pelestarian cagar budaya. (fry)