Kotagede merupakan cikal bakal keberadaan Kerajaan Mataram Islam, baik dalam aspek politik maupun dalam aspek budaya. Mengapa? Karena Kotagede adalah kota kerajaan pertama di dalam sejarah Kerajaan Mataram Islam. Sebagai kota kerajaan yang muncul pada akhir abad XVI, Kotagede mempunyai berbagai komponen kota sesuai dengan kebutuhan dan zamannya. Sebagian komponen tersebut masih meninggalkan jejaknya dalam bentuk pusaka budaya bendawi, seperti bangunan, dan pusaka budaya nonbendawi, seperti nama-nama tempat, tradisi.
Pada kota kuno, terutama kota kerajaan masa Islam di Jawa, biasanya komponen-komponen itu tersusun dalam suatu pola tata letak tertentu.
Di antaranya, di pusat kota terdapat keraton di sisi selatan Alun-alun Utara, Masjid Agung di sisi barat alun-alun yang sama, dan pasar di sisi utara atau timur laut Alun-alun Utara. Di luar pusat kota terdapat pemukiman penduduk kota, taman, pemakaman kerajaan, atau komponen lainnya. Demikian pula halnya di Kotagede.
Di dalam sejarah diketahui bahwa Kotagede sejak masa pemerintahan Sunan Amangkurat I tidak lagi berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Namun, karena di situ terdapat makam para pendiri kerajaan, Kotagede tetap dianggap tempat yang sakral. Dengan demikian kehidupan di Kotagede tetap semarak, bahkan akhir-akhir ini makin berkembang adanya. Oleh karena itu ada pula tinggalan-tinggalan di Kotagede yang berasal dari masa pra-Perang Dunia II, seperti rumah-rumah masyarakat Kalang, dan rumah-rumah dengan arsitektur Jawa yang khas.