Minggu pagi (29/4/2018), dalam suasana yang diliputi sinar mentari yang hangat, raut wajah para pramuka penegak perutusan Kwarcab se-DIY tampak begitu bersemangat mengikuti upacara pembukaan Jelajah Budaya yang dilaksanakan di lapangan sekitar Candi Banyunibo, Dusun Cepit, Desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam kegiatan Jelajah Budaya bertema “Warisan Dunia Sumber Inspirasi Generasi Muda” yang digelar untuk memperingati Hari Warisan Dunia tersebut, sebanyak 250 pelajar yang terbagi dalam 50 kelompok bersaing untuk menjadi regu terbaik. Jelajah Budaya yang ke-12 ini digelar oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY bekerja sama dengan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY. Jelajah Budaya dibuka oleh Kepala BPCB DIY, Ari Setyastuti.

      Sebelum menyusuri rute penjelajahan situs Cagar Budaya, setiap regu peserta Jelajah Budaya memompa semangat dan energi mereka dengan beradu kreativitas dalam Lomba Yel-Yel Kebangsaan yang di gelar di lapangan sekitar Situs Candi Banyunibo. Setiap regu tampil maksimal dan bersikukuh ingin menjadi yang terbaik dengan menyuguhkan yel-yel kebanggaannya masing-masing. Mereka begitu mahir mengolah pesan tentang pentingnya merawat persatuan dan kebudayaan bangsa Indonesia dalam wujud  lirik yang menarik, kostum yang unik, dan koreografi yang begitu apik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

    Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta, R.A. Retno Isnurwindryaswari, memberikan penjelasan tentang Candi Banyunibo kepada pelajar saat mengikuti Jelajah Budaya tingkat SMA yang digelar Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY bersama Kwarda Daerah Gerakan Pramuka DIY.

 

      Pramuka tingkat penegak perutusan Kwarcab se-DIY melewati situs Candi Barong saat melakukan penjelajahan situs-situs Cagar Budaya dalam kegiatan Jelajah Budaya. Tujuan dihelatnya kegiatan Jelajah Budaya untuk mengenalkan pelajar kepada warisan budaya bangsa, khususnya tinggalan budaya masa klasik (Hindu-Buddha) yang pernah eksis di sekitar perbukitan Prambanan pada abad 9-10 Masehi.

      Salah satu regu sedang berdiskusi untuk mengerjakan lembar soal di beberapa titik rute perjalanan penjelajahan situs Cagar Budaya di perbukitan Prambanan. Lembar soal yang diberikan kepada peserta berisi pertanyaan tentang wawasan Cagar Budaya, kebangsaan, dan kepramukaan.

 

 

 

 

 

       Kegiatan Jelajah Budaya tidak hanya menanamkan benih cinta kepada warisan budaya, namun juga menyemaikan bibit simpati terhadap lingkungan sekitar di hati pelajar. Hal itu dilakukan dengan memberikan bekal kepada pelajar berupa kantong plastik besar untuk digunakan sebagai wadah sampah yang mereka temukan saat menyusuri rute penjelahan situs Cagar Budaya. Tujuannya agar lingkungan dan situs Cagar Budaya terlihat cantik dan bersih kembali.

     Peserta Jelajah Budaya begitu bersemangat belajar tentang Cagar Budaya. Bahkan saking semangatnya, mereka masih tekun membaca buklet yang berisi pengetahuan tentang situs-situs Cagar Budaya selama  melakukan perjalanan menyusuri rute penjelajahan situs. Rasa lelah yang menghinggapi tubuh, seolah-olah luruh oleh rasa ingin tahu yang begitu  menggebu-nggebu.

   Salah satu regu peserta Jelajah Budaya melakukan penghijauan di lingkungan sekitar kompleks Candi Prambanan dengan menanam bibit pohon. Selain kompleks Candi Prambanan, mereka juga menghijaukan wajah situs-situs Cagar Budaya lainnya yang mereka singgahi selama melakukan penjelajahan, antara lain Candi Banyunibo, Candi Barong, dan Situs Ratu Boko lewat aksi penanaman bibit pohon.

      Acara terakhir kegiatan Jelajah Budaya Sarasehan Cagar Budaya bertema “Warisan Dunia Sumber Inspirasi Generasi Muda” di Bumi Perkemahan Pengembangan Kompleks Candi Prambanan. Sarasehan yang bersifat dialog interaktif tersebut membahas tentang Warisan Dunia Candi Prambanan dan peran pemuda dalam pelestariannya. Adapun narasumber dalam sarasehan tersebut yaitu Wakil Ketua Bidang Kebudayaan dan Pengembangan Kearifan Lokal Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta, Prof. Hj. Suwarsih Madya, Ph. D., dan pengkaji pelestari Cagar Budaya dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Dra. Sri Muryantini dan Dra. Yuventia Indarti.

 

 

 

 

 

    Penyerahan piala kepada perwakilan dari beberapa regu yang berhasil memenangkan giat prestasi menjadi puncak acara kegiatan Jelajah Budaya. Pemenang giat prestasi dalam Jelajah Budaya terbagi dalam 4 kategori yaitu 1) Juara I, II, dan III Regu Terbaik Putra dan/ atau Putri; 2) Regu Terfavorit Putra dan/ atau Putri; 3) Juara I, II, III Lomba Yel-Yel Kebangsaan Regu Putra dan/ atau Putri.  (Ferry Ardiyanto)