Gereja Hati Kudus Yesus Pugeran adalah hasil karya arsitek Van Oyen, gereja ini didirikan dengan tujuan untuk menampung umat di Yogyakarta bagian selatan dan Bantul utara. Hal ini disebabkan karena pada masa itu di Yogyakarta bagian selatan baru ada satu Gereja Katolik yaitu di Ganjuran. Gereja ini diberkati dan diresmikan penggunaannya pada 8 Juli 1934 oleh Romo van Kalken, SJ. Selama masa Perang Kemerdekaan 19 Desember 1948 s.d.19 Juni 1949, menjadi tempat pengungsian dan perlindungan bagi penduduk di sekitar Gereja Pugeran. Di samping itu, di bawah Rama Sandiwanbrata, PR., tempat ini juga difungsikan sebagai penghubung rahasia antara para pejuang gerilyawan perang kemerdekaan Republik Indonesia yang bergerak di dalam dan di luar kota Yogyakarta. Bangunan ini menggunakan atap tajug yang disangga oleh empat sokoguru di tengah ruangan.
Keempat saka guru tersebut melambangkan keberadaan empat penginjil yaitu Santo Mateus, Santo Markus, Santo Yohanes, dan Santo Lukas sebagai saka guru gereja. Mencermati selubung tegak bangunan, maka nampak bahwa bangunan gereja tersebut juga mengacu pada arsitektur barat. Di samping itu, di bagian depan terdapat porch dan pintu masuk yang memiliki 2 lapis daun pintu dengan model Eropa. Karakter budaya Jawa tidak hanya corak arsitektur tetapi juga pada upacara-upacara Misa Kudusnya. Dapat dikatakan bahwa bangunan Gereja Pugeran ini merupakan gereja dengan bangunan gaya tradisional yang dipadukan dengan arsitektur barat.
Gereja Hati Kudus Yesus Pugeran berada di Jalan Suryaden, No. 63 (Jalan Bantul, No. 63), Yogyakarta.