Pada masa kolonial Belanda, mulai tanggal 30 Maret 1882 bangunan ini merupakan kediaman Yoseph Henry Paul Sagers. Pada masa pendudukan Jepang, antara tahun 1942-1945 bangunan ini difungsikan untuk kepentingan bala tentara Jepang. Setelah Indonesia merdeka, bangunan ini digunakan untuk penampungan asrama isteri-isteri orang Belanda sebelum dideportasi ke negara asalnya. Saat ini bangunan Kodamkar ditempati oleh ahli warisnya, yakni keluarga R. Ay. Siti Noerkadar Mursamto MHK dan dipergunakan sebagai Kantor Komando Pemadam Kebakaran (Kodamkar). Bentuk bangunan tersebut bergaya indis dengan ciri-ciri khusus seperti pintu dan jendela dengan ukuran yang besar dan plafon tinggi. Selain itu juga terdapat  detail khas antara lain tritisan yang relatif kecil, balustrade dari teralis besi, daun pintu luar dari kayu berbentuk krepyak dan daun pintu dalam dari kaca serta mempunyai pilar-pilar. Bangunan ini ditetapkan sebagai cagar budaya dengan Per.Men Budpar RI No. PM.89/PW.007/MKP/2011. Gedung Kodamkar terletak di Jl. Bintaran Tengah No. 4 Yogyakarta.