Siapa bilang hanya manusia saja yang butuh perawatan agar wajah dan tubuhnya tetap bisa tampil bugar setelah lelah beraktivitas. Benda-benda purbakala juga membutuhkan perawatan setelah bertahun-tahun terpapar panas dan hujan, guna menjaga keeksistensiannya dalam khazanah budaya bangsa. Pada Rabu (25/10), Anjar Widodo dan Kadiri, staf Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta (BPCB DIY) memberikan perawatan terhadap benda-benda purbakala yang ada di lingkungan kantor BPCB DIY, khususnya benda-benda tinggalan budaya dari masa klasik (Hindu-Buddha) yang terbuat dari batu. Keduanya pada hari itu sedang merawat arca Nandi, makara, dan jaladwara.
Kedua staf BPCB DIY itu memberi perawatan dengan melakukan konservasi. Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam melakukan konservasi benda-benda yang terbuat dari bahan batu tersebut. Pertama, melakukan pembersihan mekanis basah menggunakan air dan sikat, dengan tujuan meghilangkan kotoran, lumut, dan jamur yang menempel pada benda. Kedua, setelah benda dibersihkan, kemudian diberi zat kimia berupa AC 322, selanjutnya ditutup plastik dan didiamkan selama 24 jam. Ketiga, menghilangkan AC 322 yang menempel pada benda menggunakan air sampai bersih. Tahap terakhir, yakni melakukan treatment dengan memberikan bahan pengawet guna mencegah tumbuhnya kembali organisme yang dapat merusak batu, misalnya jamur kerak (lichen) dan lumut (moss). (Ferry A.)