Di Dusun Mayangan, Trihanggo, Gamping, Sleman, ditemukan fragmen keramik dan gerabah, benda-benda dari perunggu yang terdiri atas genta, clupak, enthong, cincin, benda semacam cincin yang biasanya ditempatkan di ujung tongkat kayu (khakara) dan stempel, bersama-sama dengan sepuluh arca perunggu yang bercorak Buddha, yaitu arca Aksobhya, Ratnasambhawa, Vairocana, Avalokitecwara, Padmapani, Vajrabodhisattva, Vajrasattva, Manjucri, Bodhisattva, dan arca Jambhala. Arca yang disebut terakhir merupakan arca dewa lambang kekayaan atau kemakmuran, seperti Dewa Kuwera dalam agama Hindu.
Arca Jambhala digambarkan duduk di atas padmasana dengan sikap duduk lalitasana, kaki kanan bertumpu pada satu dari empat pundi-pundi yang terdapat di bawah padmasana. Sebagai dewa kemakmuran, Jambhala digambarkan berperut buncit, memakai mahkota kiritamakuta, tangan kanan memegang jeruk lemon (jambhara), sedangkan tangan kiri memegang musang. Di belakangnya terdapat prabha yang dilengkapi payung (chattra).