Jeka

    Hello, Sobat Millennial! Jumpa lagi dengan kami Tim Konservasi di Selingan Seru! Kali ini kita akan memberikan informasi mengenai kegiatan yang ada di Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta. (BPCB DIY) tidak hanya fokus pada kegiatan pelestarian saja, tetapi juga memberikan pelayanan sebagai fasilitator dalam kegiatan kerja praktik yang diadakan oleh sekolah maupun universitas. Salah satunya adalah kerja praktik yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa yang berasal dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Kelompok mahasiswa ini melakukan kerja praktik dengan tema identifikasi lumut dan persebaran lumut di situs cagar budaya.

    Situs cagar budaya yang mereka teliti antara lain Situs Payak, Candi Mantup dan Candi Gampingan. Ketiga situs tersebut berada di wilayah Bantul. Dalam pelaksanaannya, mereka dibantu oleh tim dari Unit Pengamanan dan Pemeliharaan BPCB DIY. Kegiatan kerja praktik ini dilakukan selama 2 minggu dari tanggal 20 s.d. 31 Januari 2020. Lalu apa saja yang mereka lakukan selama kerja praktik tersebut?

Mahasiswa Kerja Praktik sedang diberikan pematerian mengenai cagar budaya di Museum Pemugaran Candi Sewu

    Sebelum memulai aktivitas lapangan, teman-teman mahasiswa diberi materi terkait cagar budaya terlebih dahulu. Pemberian materi ini bertujuan agar mahasiswa kerja praktik memahami dasar dari pelestarian cagar budaya. Selain pematerian, mahasiswa kerja praktik juga diajak ke Museum Pemugaran Candi Sewu untuk meningkatkan pemahaman proses pelestarian cagar budaya dari tahap awal pemugaran.

    Setelah dua hari diberi materi mengenai cagar budaya, selanjutnya mahasiswa kerja praktik melanjutkan kegiatannya di lapangan yaitu mulai mengambil sampel lumut dan memetakan persebaran lumut di lokasi situs yang telah ditentukan sebelumnya.    Gambar 1. Mahasiswa Kerja Praktik sedang diberikan pematerian mengenai cagar budaya di Museum Pemugaran Candi Sewu

Pengambilan sampel lumut dan memetakan persebaran lumut di situs cagar budaya

    Sampel lumut yang telah diambil akan dibawa dan diidentifikasi di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Manfaat dari identifikasi lumut ini adalah untuk mengetahui jenis lumut yang dapat tumbuh dan berkembang biak di situs cagar budaya berbahan batu. Sedangkan manfaat dari pemetaan persebaran lumut ini adalah dapat diketahui persentase pertumbuhan lumut sehingga mempermudah proses saat akan dilakukan konservasi situs cagar budaya tersebut. Kegiatan pengambilan sampel dan pemetaan persebaran lumut ini berlangsung selama tiga hari.

Mahasiswa kerja praktik diberikan pematerian tentang pembuatan RAB oleh staf dari Tim Pemeliharaan BPCB D.I. Yogyakarta

  Pada minggu berikutnya, kelompok mahasiswa kerja praktik tersebut mulai mengolah data yang telah didapat dari lapangan pada minggu sebelumnya. Pada saat pengolahan data, kelompok mahasiswa diberikan pematerian tentang perhitungan luas persebaran lumut dan penyusunan rancangan anggaran biaya (RAB).

    Setelah diberikan pematerian tersebut, kemudian mahasiswa kerja praktik mulai melakukan perhitungan persebaran lumut dan RAB secara mandiri.

    Dari setiap kegiatan yang dilakukan kelompok mahasiswa kerja praktik tersebut tentu saja tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari staf pengampu kerja praktik. Kegiatan kerja praktik ini menghasilkan sebuah hubungan simbiosis mutualisme yang cukup menguntungkan di antara kedua pihak. Pihak kami mendapatkan masukan-masukan dari mahasiswa-mahasiswa millennial dengan pemikiran idealis terkait cagar budaya. Sedangkan mahasiswa mendapatkan ilmu baru di luar bidang studi mereka dan tentu saja mereka dapat menerapkan ilmu mereka di dunia kerja.

    Jadi Sobat, tertarik untuk kerja praktik di BPCB D.I. Yogyakarta? Jika tertarik, jangan ragu untuk menghubungi kami ya! Come join us! Nah, Sobat Millennial! Itulah sekilas info untuk selingan seru kita kali ini. Semoga bermanfaat untuk kita semua, ya! Sampai jumpa di episode berikutnya! Have a nice day!

Penulis: Septiani Emdrawati, S.Si. ; Editor:  R. Wikanto Harimurti, S.Si., M.A. (Keduanya adalah konservator di Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta)