Keberadaan bangunan ini berkaitan erat dengan rute gerilya Jenderal Sudirman yang merupakan rute terakhir setelah 7 bulan bergerilya. Sebelumnya bangunan ini merupakan tempat tinggal Jenderal Urip Sumoharjo. Bangunan yang sekarang terlihat ini telah mengalami penambahan yaitu pada bagian depan gedung induk dan sayap kanan-kiri.
Di depan bangunan induk, diletakkan monumen yang menyatakan bahwa tempat ini pernah digunakan sebagai tempat akhir rute gerilya Panglima besar Jenderal Sudirman. Pernyataan tersebut tertera di permukaan lempengan tembaga yang berbunyi: TETENGER Jalan Suroto.
Sebelum digunakan sebagai Kantor Dinas Pariwisata dan Budaya, bangunan ini pernah digunakan sebagai Kantor Transmigrasi. Bangunan masih asli dan terpelihara. Denah bangunan berbentuk segi empat dengan arah hadap ke tenggara, terdiri atas 3 unit dengan bentuk atap kerucut di tengah dan di kanan-kiri berbentuk limasan.
Bentuk bangunan secara keseluruhan menunjukkan gaya arsitektur peralihan yaitu campuran klasik modern dan tropis. Ciri klasik terlihat pada atap kerucut dengan kemiringan tajam dan hiasan vitrin pada jendela penerang. Ciri modern terlihat pada kesederhanaan bentuk dan ornamennya. Ciri tropis terlihat pada dinding yang didominasi oleh jendela dan ventilasi membentuk garis-garis vertikal. Jendela dilindungi dengan tritisan. Pada dinding bagian bawah (subasement) dilapisi dengan kerakal.
Bangunan ini telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya melalui Per.Men Budpar RI No. PM.07/PW.007/MKP/2010. Kantor Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Yogyakarta (sekarang Kantor Dinas Pariwisata) terletak di Jalan Suroto No. 11, Kotabaru, Yogyakarta.