Masjid Plosokuning diperkirakan dibangun pada masa Sri Sultan Hamengku Buwana III (1810-1811, 1813-1814). Masjid Plosokuning merupakan salah satu dari Masjid Pathok Negoro (masjid yang didirikan di sudut-sudut luar kota dan di tengah komunitas rakyat). Secara konsentris, kedudukan atau letaknya berada di wilayah negorogung atau mengelilingi kuthagara, dan sebagai pusatnya adalah Keraton.
Secara arsitektural masjid Pathok Negoro merupakan stereotype (miniatur) dari Masjid Gedhe Kraton (Kauman), yaitu tajug, menggunakan mustoko model meru, di sekeliling masjid terdapat kolam dan di halaman terdapat tanaman sawo kecik. Sampai saat ini Masjid Plosokuning dan lingkungannya masih menjadi salah satu tempat kegiatan syiar agama. Hal tersebut dapat diketahui dari kehidupan masyarakatnya yang religius dan di sekitar masjid pada awal abad ke-20 kemudian tumbuh pondok pesantren.
Masjid Plosokuning berada di Dusun Ploso Kuning, Kelurahan Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.