Aktivitas pertanian telah lama berlangsung di berbagai kawasan di Yogyakarta. Hal ini dapat dibuktikan antara lain melalui keberadaan relik-relik berupa kapak-kapak batu dari masa prasejarah seperti yang ditemukan di daerah Gunungkidul, lumpang batu, relief lumpang batu, dan arca batu dari masa klasik.
Lumpang batu merupakan salah satu alat yang digunakan sebagai wadah menumbuk padi atau hasil pertanian lainnya. Lumpang batu banyak ditemukan di beberapa situs di Yogyakarta. Selain bendanya, relief lumpang batu pun dapat digunakan sebagai petunjuk adanya kegiatan pertanian. Relief ini dipahatkan pada dinding dalam pagar langkan Candi Wisnu di kompleks Candi Prambanan, yaitu pada panil 5 yang memuat adegan cerita Kresnayana. Pada adegan ini relief lumpang batu digunakan untuk mengikat Kresna dan Balarama sebagai hukuman atas kenakalannya. Di atas lumpang digambarkan sebuah alu (antan) yang dipegang tangan kiri seorang wanita. Alu dan lumpang merupakan sepasang alat yang fungsinya berhubungan dengan aktivitas pengolahan hasil pertanian.
Aktivitas pertanian pada masa klasik juga dapat diketahui dari adanya temuan arca Balarama dan Dewi Sri. Balarama di dalam mitologi Hindu, selain dianggap sebagai kakak Wisnu, juga sebagai dewa pertanian. Arca Balarama yang tinggal fragmen ditemukan di kompleks Ratu Boko. Identifikasi terhadap arca tersebut didasarkan pada salah satu atribut yang ada, yaitu berupa bajak (langgala). Keberadaan arca ini di Ratu Boko, mengindikasikan bahwa masyarakat di sekitar situs pada masa itu mengakui dan memuja Balarama sebagai dewa pertanian.
Bukti lain mengenai aktivitas pertanian, khusus pertanian padi, dapat diketahui dari temuan arca di kompleks Candi Barong. Arca yang menggambarkan seorang dewi dengan atribut setangkai padi di tangan kiri mengindikasikan arca Dewi Sri sebagai dewi padi. Hal ini menunjukkan bahwa pemujaan terhadap dewi padi sudah berlangsung lama. Sampai sekarang Dewi Sri masih menempati peran penting dalam kepercayaan masyarakat petani di Yogyakarta.
Arca Dewi Sri yang serupa dengan temuan dari Candi Barong juga dapat dilihat di dalam ruang koleksi arca perunggu di Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta. Di dalam ruang koleksi ini terdapat sebuah arca perunggu yang menggambarkan tokoh dewi yang tangan kirinya memegang setangkai padi. Arca ini sebelumnya dikoleksi oleh A.J. Resink-Wilkens, tetapi sampai sekarang tidak diketahui tempat asalnya.
(Ph. Subroto)