Batu persegi berukuran raksasa yang terpajang di halaman kantor Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta itu tak secantik seperti biasanya. Warna hitam legam yang biasa membalut tubuhnya, mendadak hilang berganti hijau. Pantas jika keelokannya menyusut, rupanya Yoni dari Situs Polangan itu sedang berselimut lumut.
Pada Selasa pagi (23/1/2018), pelestari cagar budaya BPCB DIY, Anjar Widada (49), melakukan pembersihan mekanis terhadap yoni tersebut. Kegiatan pembersihan bertujuan untuk menghilangkan lumut yang menutupi yoni.
“Kegiatan pembersihan harus dilakukan secara rutin, apalagi pada saat musim hujan seperti sekarang ini. Curah hujan yang tinggi dapat mempercepat pertumbuhan lumut. Jika tak lekas dibersihkan, lumut akan melapukkan batu dan mengancam kelestarian benda purbakala,” jelasnya. Dalam melakukan pembersihan mekanis, Anjar hanya memakai alat sederhana berupa sikat, kuas, dan sapu lidi.
Yoni yang dibersihkan Anjar merupakan tinggalan budaya masa klasik (Hindu-Buddha) yang berasal dari Situs Polangan, yang terletak di Dusun Polangan, Desa Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Yoni tersebut terlihat menarik dibandingkan yoni pada umumnya. Ukurannya begitu mencolok, bisa dibilang sangat besar untuk ukuran sebuah yoni, yakni 1, 38 x 1, 39 meter dan tinggi 1, 4 meter. Daya tarik yoni tersebut juga terpancar dari ragam hiasnya. Rupa yoni begitu cantik memesona, karena cerat yoni disangga oleh padma yang disunggi kepala naga. (Ferry A.)