Masyarakat Yogyakarta tahu bahwa eks-Bioskop Indra dahulu merupakan salah satu Bioskop yang cukup terkenal di zaman Belanda. Bioskop ini didirikan oleh Nederlandsch Indische Bioscoop Exploitatie Maatschapij berdiri pada tahun 1916. Bioskop terdiri dua bagian dengan nama Al Hambra untuk kalangan elit dan Mascot untuk kalangan kebanyakan atau strata sosial biasa. Pada akhir abad XIX dan awal XX kehidupan hiburan masyarakat di pusat kota berpusat di tempat-tempat societeit, baik societeit de vereeniging Djogjakarta, societeit Militair, dan societeit Pakualaman. Keberadaan bioskop Indra pada zamannya menjadi salah satu penanda perkembangan kehidupan hiburan yang semakin beragam dan berkembang di Kota Yogyakarta. Di samping itu, juga menjadi penanda munculnya gaya hidup baru bagi masyarakat perkotaan. Letak gedung yang berada di sisi barat jejalur strategis Sumbu Filosofis Jl. Margamulya atau barat Pasar Beringharja menunjukkan bahwa sebagai tempat hiburan dapat mudah dijangkau. Pada dasarnya sebuah karya arsitektur mempunyai keterkaitan dengan koteks lingkungan dan perilaku manusia pada zamannya. Oleh karena itu, dalam perspektif historis eksistensi gedung bioskop dapat menjadi bagian penting perilaku dan gaya hidup masyarakat pada zamannya.
- Post author:Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi D.I. Yogyakarta
- Post published:December 8, 2017
- Post category:Pelestarian Cagar Budaya
- Reading time:2 mins read