Penelitian arkeologi terhadap Situs Kotagede mulai dilakukan pada tahun 1976 oleh Pusat Purbakala dan Peninggalan Nasional dengan melakukan survei. Dalam kegiatan survei tersebut terdapat sejumlah temuan yang terungkap. Selain keberadaan Masjid Agung, Makam Agung, Sendang Seliran dan tembok keliling kraton yang sebagian besar jalurnya masih utuh, temuan barunya adalah bekas jagang dan sisi benteng dengan jagang pula. Sebagai kelanjutan survei tersebut, pada tahun 1978 Proyek Penelitian dan Penggalian Purbakala DIY melakukan ekskavasi beserta survei geologi dan toponim di Situs Kotagede. Hasil yang diperoleh sebagai berikut:
- Jalur benteng luar dan jagangnya.
- Toponim-toponim di beberapa wilayah Kotagede antara lain Lor Pasar, Prenggan, Pandeyan, Purbayan, dan Mranggen.
Upaya pelestarian benteng cepuri terus dilaksanakan. Pada tahun 2000 dilakukan kegiatan rehabilitasi untuk memperbaiki benteng Cepuri sudut tenggara (sebelah barat bokong semar) yang telah mengalami kerusakan.
Selanjutnya pada tahun 2002 dilakukan Studi Konsolidasi Benteng/ Tembok Raden Rangga dan Penggalian Cagar Budaya di Kawasan Kotagede. Maksud dari studi ini sebagai kajian upaya untuk mencegah kerusakan. Sedangkan tujuannya untuk memperoleh data tentang potensi dan kerusakan yang terjadi pada pagar /tembok Raden Rangga, guna mendukung upaya pelestarian cagar budaya di Kotagede.
Pada tahun 2003, 2004, 2005 dilakukan kegiatan konsolidasi benteng Raden Ronggo. Dari kegiatan tersebut diketahui bahwa bangunan benteng ini kondisinya sangat memprihatinkan. Benteng mengalami kerusakan antara lain berupa: retakan, pecah dan penggaraman. Oleh karena beberapa faktor itu, kemudian dilakukan kegiatan konsolidasi yang bertujuan melestarikan tinggalan benteng. Benteng ini terletak di sisi barat laut yang sebenarnya merupakan bagian dari Cepuri.
Studi teknis arkeologis dilakukan pada tahun 2006. Studi Teknis tersebut dilakukan dengan mengumpulkan data baik kuantitatif maupun kualitatif mengenai eksisting benteng Cepuri Kotagede. Berdasarkan hasil studi teknis ini dapat disimpulkan bahwa Benteng Cepuri Kotagede layak untuk diselamatkan melalui rehabilitasi.
Benteng cepuri sisi selatan pasca pemugaran tahun 2013 (dok. BPCB DIY)
Pada tahun 2012 dilakukan Pemugaran Benteng Cepuri sisi selatan barat jalan yang terletak di Kampung Ndalem, Kelurahan Purbayan, Kotagede. Kemudian pada tahun 2013 dilakukan pemugaran sebagai tindak lanjut dari pemugaran sebelumnya dengan sasaran di Benteng Cepuri sisi selatan barat jalan. Selain itu, pada tahun 2013 juga dilakukan pemugaran Benteng Cepuri sisi selatan timur jalan (belakang SD Negeri Ndalem, Purbayan, Kotagede). Pemugaran merupakan salah satu upaya penyelamatan yang dilakukan agar kelestarian benda cagar budaya dapat bertahan lebih lama, awet, dan memberi dampak positif bagi masyarakat sekitarnya. (Sri Suharini)