Gunung Kelud di perbatasan Kediri, Tulungagung, dan Malang mengalami erupsi pada Kamis malam, pukul 22.50 WIB. Tanda sebelum terjadi letusan, di antaranya mulai tercium bau belerang yang menyebar disusul gumpalan awan hitam dan semburan lava pijar dari kepundan gunung. Di sejumlah daerah terkena dampak dengan terjadinya hujan kerikil erupsi Gunung Kelud yang menyebar sampai jarak puluhan kilometer. Hujan abu juga terjadi di sejumlah daerah, baik Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), mencatat gunung dengan tinggi 1.731 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu pernah meletus pada 1000 lalu. Letusan berikutnya terjadi pada 1901. Tahun 1919, gunung yang ada di perbatasan Blitar dan Kediri itu meletus lagi. Letusan kembali terjadi pada 1951 dan 1966. Tak cukup sampai di situ, letusan berikutnya terjadi pada 1990 dan November 2007.
Abu vulkanik dari erupsi Gunung Kelud mencapai kawasan Jawa Tengah dan Yogyakarta. Debu tebal menghiasi jalan dan perumahan warga. Tidak hanya itu, kawasan cagar budaya seperti Kompleks Candi Prambanan, Keraton Yogyakarta, Imogiri, dan Kotagede juga diselimuti debu tebal.
Candi Prambanan terkena abu Gunung Kelud
Beberapa tempat wisata di Yogyakarta yang terkena dampak abu vulkanik gunung kelud
Situasi kawasan Malioboro masih tertutup abu yang tebal
Situasi sekitar Tugu Yogyakarta juga masih tertutup abu yang tebal
Situasi Alun-alun Utara, tampak juga Keraton Yogyakarta yang masih ditutup sampai sekarang
Beberapa kali dinas kebersihan kota Yogyakarta dibantu relawan melakukan tindakan penyemprotan abu vulkanik untuk mengurangi intensitas debu yang bertebaran, namun hal itu dirasa kurang maksimal karena intensitas debu yang memang sangat tinggi dan juga intensitas hujan yang turun di kota Yogyakarta masih rendah.