Pendiri Masjid Shirathal Mustaqiem

0
1118

Posisi Samarinda Seberang sebagai pusat penyebaran Islam semakin kuat, manakala seorang bangsawan dan pedagang Muslim asal Pontianak,  Kalimantan Barat, Said Abdurachman bin Assegaf datang ke Kerajaan Kutai dan memilih Samarinda Seberang sebagai tempat tinggal sementara. Pada awalnya tujuan Said Abdurachman Assegaf hanya untuk berdagang, tapi melihat kenyataan bahwa posisi Samarinda Seberang sebagai pusat Syiar Agama Islam di Kutai harus diperkuat sehingga membuat Said Abdurachman Assegaf memutuskan untuk bermukim disana. Ketekunan dan Ketaatan dalam menjalankan syariat agama serta sudah ditokohkan masyarakat, membuat Sultan Kutai saat itu Aji Muhammad Sulaiman pada tahun 1880 mengangkat Said Abdurachman Assegaf sebagai Kepala Adat dan Agama Samarinda Seberang. Strata social dan ekonomi yang juga tergolong tinggi sehingga Said Abdurachman Assegaf mendapat gelar Pangeran Bendahara.

Dengan senang hati beliau menerima pengangkatan dan gelar tersebut. Dia menyakini dengan jabatan sebagai Kepala Adat dan Agama Samarinda Seberang,  dia lebih leluasa melaksanakan Syiar Agama Islam. Banyak hal menurut beliau yang harus dibenahi dalam masalah keagamaan. Kurangnya sarana peribadatan kemudian membuat pangerah bendahara menyorakkan keinginanya untuk membangun masjid di Samarinda Seberang dan daerah lainya. Kemudian pembangunan masjid dilanjutkan oleh Kapitan Jaya, namun tidak begitu banyak literature tentang Kapiten Jaya disaat pembangunan masjid.

Awal tahun 1901 oleh Henry Dasen, dimana sejak saat itu Syiar Agama Islam semakin kuat di Samarinda Seberang. Kehidupan masyarakat beragama Islami di Samarinda Seberang manarik minat seorang saudagar berkebangsaan Belanda,  Henry Dasen. Setelah mempelajari dan berdiskusi tentang Agama Islam dengan Pangeran Bendahara dan para tokoh agama, Henry Dasen mengucapkan dua kalimat syahadat. Beliau memeluk Agama Islam sebagai seorang Mu’allaf, Henry Dasen mempunyai kepedulian tinggi terhadap Syiar Islam dan Masjid Shirathal Musthaqiem. Dengan kedermawannya Henry Dasen, pada tahun 1901 menyisihkan sebagian kekayaan untuk membangun menara masjid yang berbentuk segi delapan setinggi 21 meter.

Nama Imam Masjid Shirathal Musthaqiem:

  1. Sultan Kutai Adji Muhammad Sulaiman
  2. KH. Juhaifah
  3. Ismail Abdullah
  4. KH. Amin Thahir
  5. H. Abu Hurairah
  6. Bahrul Amik
  7. Ahmad Mas Penghulu
  8. Drs. H.M. Kalsong
  9. Abdul Gafar Baso
  10. H. Salehuddin
  11. H. Zainuddin Abdullah