Panduan Teknis Konservasi Banguan Cagar Budaya

0
2970

Panduan Teknis Konservasi Banguan Cagar Budaya

Menambah bangunan di area atau langsung pada bangunan Cagar Budaya adalah penghargaan terhadap nilai-nilai arsitektural dan kekayaan pemakaian bahan bangunan. Bangunan atau unit baru tidak boleh mengalahkan atau bahkan bersaing dengan bangunan lama, baik dari penampilan arsitektur maupun penggunaan bahan bangunan. Bangunan atau unit baru harus mendukung keberlangsungan dan karakter serta nilai-nilai arsitektur bangunan lama. Hal tersebut dikareakan berkaitan dengan perencanaan tata letak dan konteks bangunan tersebut.

Perencanaan Tata Letak. Perencanaan tata letak bangunan baru atau unit baru hendaknya selaras dengan pola tata letak bangunan lama. Prinsip menghargai bangunan lama harus dijunjung tinggi di sini. Hindari keinginan untuk sebuah desain yang dengan sengaja menonjolkan diri dari atau kontras dengan tata letak bangunan disekitarnya karena itu akan mengacaukan karakteristik penataan bangunan yang sudah ada.

Pemilihan Bahan Bangunan. Penentuan bahan bangunan untuk bangunan baru hendaknya mengikuti karakteristik bangunan disekitarnya. Pemakaian bahan bangunan tanpa mengindahkan bangunan yang ada disekitarnya akan menyebabkan kegajilan secara arsitektural. Hindari penggunaan bangunan yang kontras dan tidak sezaman dengan bangunan yang ada disekitarnya. Perhatikan sungguh sunggu bahwa desain terbaik adalah menyelaraskan bangunan baru dengan bangunan lama dan bukan meniru begitu saja hal yang ada pada bangunan lama dan menerapkannya pada bangunan baru.

Skala Bagunan. Bangunan baru memiliki skala yang sesuai dengan bangunan lama. Perhatikan pola bukaan jendela, pintu, keringgian, dan jumlah lantai bentuk dan ketinggian atap, lebar bangunan. Seluruh elemen harus didesain sedemikian rupa agar sesuai dan harmonis dengan karakter serta mendukung bangunan lama bukan mengalahkannya.

Desain Bangunan. sering kali disuatu kawasan, terdapat dua jenis bangunan Cagar Budaya yang berbeda. Bangunan baru diberi kebebasan untuk memilih gaya dan desain yang akan diikuti dengan tetap memperhatikan dan menghargai karakter bangunan di sekitarnya.

Perbaikan atau Renovasi. renovasi banguan Cagar Budaya harus dilakukan dengan pengertian bahwa bangunan akan tetap lestari dan menggunakan semaksimal mungkin bahan bangunan yang asli. Perencanaan renovasi harus memunculkan kembali karakteristik bangunan lama meskipun digunakan untuk keperluan yang berbeda dari awlanya. Ahli fungsi bangunan Cagar Budaya bukan berarti mengganti atau memindahkan elemen-elemen bersejarah dari bangunan Cagar Budaya tersebut.

Penataan Lingkungan. Lingkungan dan lanskap merupakan elemen Cagar Budaya yang paling mudah diubah. Memperhatikan elemen lingkungan sangat penting karena menyimpan berbagai data arkeologis bangunan dan Kawasan Cagar Budaya. Jika ternyata tidak mungkin mempertahankan, perubahan hendaknya dilakukan dengan sewajar dan selaras mungkin dengan lingkungan dan lanskep bangunan itu. Elemen lingkungan seperti pagar, dinding, jalan raya, jalan setapak, teras (patio), dan aksesoris lainnya adalah hal yang sangat penting dalam konservasi bangunan Cagar Budaya.