Kegiatan Inventarisasi Cagar Budaya di Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah telah dilaksanakan pada tanggal 23 s.d 28 Oktober 2017. Pelaksana kegiatan yaitu 4 (empat) orang staf BPCB Kalimantan Timur yang didampingi oleh 1 (satu) orang perwakilan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gunung Mas (Bapak Jhonny Irawan, S.Sos), dan 1 (satu) orang ahli waris Betang Toyoi (Bapak Supandianto).
Cagar Budaya yang telah dilakukan inventarisasi yaitu:
a. Betang Toyoi di Desa Tumbang Malahoi, Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah;
b. Pesanggrahan Tjilik Riwut di Kelurahan Palangka, Kecamatan Pahandut, Kalimantan Tengah.
Maksud diadakan kegiatan tersebut yaitu untuk melaksanakan pengumpulan data yang terdapat Cagar Budaya/ Yang Diduga Cagar Budaya meliputi deskripsi, bentuk dan tata letak, sejarah, nilai penting dan kerusakan atau ancaman yang terdapat pada Cagar Budaya. Selain itu, kegiatan ini dilakukan untuk menindaklanjuti surat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Tengah perihal permohonan rehabilitasi Pesanggrahan Tjilik Riwut pada beberapa kerusakan bangunan dan fasilitas serta kondisi lingkungan pesanggrahan.
Sedangkan tujuan kegiatan ini yaitu untuk mendapatkan data cagar budaya yang valid agar menjadi acuan dalam kebijakan pelestarian di wilayah BPCB Kalimantan Timur.
Sebelum melaksanakan kegiatan inventarisasi, dilakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gunung Mas yang diwakili oleh Bapak Plt. Kasi Cagar Budaya dan Museum Jhonny Irawan S.Sos dan Ibu Ariyantie S.S untuk menjelaskan pelaksanaan kegiatan Inventarisasi Cagar Budaya dan prosedur penetapan Cagar Budaya di tingkat kabupaten.
Selanjutnya, koordinasi dilakukan dengan ahli waris Betang Toyoi yaitu Ibu Animar N. Toyoi dan Bapak Supandianto untuk membahas rencana kegiatan inventarisasi dan dokumentasi yang akan dilaksanakan oleh BPCB Kaltim. Pihak ahli waris mendukung dan bersedia memberikan bantuan untuk kelancaran kegiatan tersebut.
Pelaksanaan kegiatan inventarisasi diawali dengan melakukan observasi lapangan, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data eksisting bangunan betang. Pengumpulan data lingkungan dilakukan dengan cara pengamatan lokasi. Pengumpulan data sejarah Betang Toyoi dilakukan dengan melakukan wawancara dengan ahli waris Betang.
Pengumpulan data di Pesanggrahan Tjilik Riwut dilakukan dengan melakukan diskusi dengan juru pelihara Pesanggrahan Tjilik Riwut mengenai kerusakan fasilitas bangunan serta kondisi lingkungannya.
Tim telah mengumpulkan beberapa data kerusakan yaitu:
- Kerusakan berupa bocor pada atap yang mengakibatkan kerusakan komponen lainnya seperti rangka atap dan plafon.
- Terdapat 4 buah alat penyejuk ruangan (Air Conditioner/AC) dalam kondisi tidak berfungsi.
- Terdapat 2 bak mandi dalam kondisi bocor.
- Terdapat kerusakan pada pintu.
- Bagian atap bangunan garasi ditumbuhi tanaman dan mengalami kerusakan.
- Pagar Pesanggrahan Tjilik Riwut tidak dikunci sehingga halaman digunakan untuk parkir kendaraan dan gerobak dagangan oleh masyarakat umum dan dimanfaatkan sebagai jalur lintas/jalan kaki masyarakat.