Betang Karamuan dibangun pada tahun 1925 oleh tokoh yang bernama Gegon dan Mangkuleket. Lokasi betang berada di Desa Karamuan Kecamatan Kabupaten Barito Utara. Betang ini merupakan cikal bakal dari Desa Karamuan yang merupakan masayarakat suku dayak malang. Betang secara definitif diartikan sebagai rumah panjang, biasanya dihuni oleh beberapa keluarga yang merupakan pencerminan dari budaya masyarakat yang menganut sistem ‘multy-family’.
Betang secara umum dihuni oleh 10-50 keluarga inti sehingga ukuran betang bisa mencapai 300 m. Tiap keluarga inti tinggal di dalam bilik yang biasanya berukuran 3×4 m atau lebih. Setiap ada pertambahan keluarga, betang akan diperpanjang atau membangun Betang baru, oleh karena itu betang bersifat tumbuh. Demikian pula dengan Betang Karamuan, pada awal pembangunannya dimulai dengan 2 lokal / 2 kamar. Seiring bertambahnya anggota keluarga dan bergabungnya beberapa keluarga yang lain saat ini memiliki 8 kamar yang terdiri dari 25 KK (Kepala Keluarga). Pada tiap kamar terdiri dari 3 hingga 4 keluarga yang masih merupakan satu keturunan tergantung jumlah anak yang berada dalam masing-masing keluarga, apabila anak-anak tersebut telah berkeluarga tetapi belum memiliki atau membangun rumah maka mereka masih berkumpul dengan orang tua mereka di betang , namun apabila sudah mampu membangun rumah maka mereka pindah.
Betang Karamuan didirikan menghadap ke arah Sungai Barito . Dengan bentuk dasar bangunan berupa empat persegi panjang. Di halaman sekitar Betang terdapat patung-patung kayu berukuran besar yang merupakan patung persembahan nenek moyang. Betang Karamuan berbentuk rumah panggung (memiliki kolong) dengan menggunakan atap bentuk pelana. Tinggi kolong mencapai 3 meter. Luas Betang ini 43 meter x 9,96 meter. Secara arsitektur Betang Karamuan mempunyai beberapa bagian, yaitu : Terdapat 4 (empat) tangga dengan ukuran 2,34 m x 0,18 m yang terbuat dari kayu ulin. Dengan tukak (lempang/anak tangga) berjumlah 13 buah, 12 buah, 8 buah dan 8 buah. Pada setiap tangga terdapat pegangan tangga (seronoyan). Bagian tangga menuju pintu masuk terdapat teras (pelesar) dengan ukuran 1.77 m x 0.84 m. Pada bagian dalam betang terdapat serambi (los/olang) yang berukuran 43 m x 3,56 m. Pada bagian sepanjang serambi terdapat 8 bilik / Kamar / (usoq) yang berukuran 5 m x 3, 6 m. Pada setiap bilik terdiri dari 3-4 KK yang disekat pembagian tempat tidurnya. Bagian paling belakang adalah dapur (bliqu) yang masing-masing rumah telah dipugar sesuai kebutuhan. Secara keseluruhan betang ini ditopang oleh 24 tiang utama yang terdapat pada sepanjang bangunan betang. Konstruksi atap berbentuk kuda-kuda dengan teknik pengerjaan berupa teknik ikat dan pasak, sebagai penutup bagian atap digunakan sirap yang terbuat dari kayu ulin dengan ukuran 60 cm x 20 cm yang disusun memanjang. Pada bagian luar bangunan terdapat 6 sapundu yaitu patung kayu yang berbentuk antropomorfik yang digunakan dalam upacara wara.