Bangunan Rumah Pusaka Dinding Tambi

0
3021

Sejarah pembangunan Rumah Dinding Tambi berhubungan dengan pembangunan laman/kampung Tapin Bini yang dibangun oleh Mas Sanggara Hijau dari Belantikan Raya. Pada awalnya di Desa Dinding Tambi terdapat 6 buah bangunan rumah yaitu, Rumah Dinding Tambi, Rumah Tinggian, Rumah Panjang, Rumah Dipucung Riam, Rumah Balai dan Rumah Tompu Tangulai. Sekarang yang tersisa dan masih digunakan hanya Rumah Dinding Tambi. Dulu Rumah Dinding Tambi  difungsikan sebagai rumah adat yang biasanya digunakan sebagai tempat melangsungkan acara adat dan tempat berkumpulnya mantir (kepala adat).

Deksripsi

Arsitektur Bangunan Rumah Pusaka Dinding Tambi merupakan rumah panjang dengan kontruksi diatas panggung dan mendapat tambahan teras serta tangga yang berada di depan pintu. Bangunan ini memiliki ukuran panjang 16,73 m, lebar 5,45 m dan tinggi 9,09 m. Secara sturktural, Rumah Pusaka Dinding Tambi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian kaki, bagian badan, dan bagian atap. Bahan utama bagunan ini menggunakan kayu ulin, mulai dari tiang penyangga, lantai, dan dinding.

115a. Bagian Kaki

Pada bagian pondasi atau kaki bangunan terdapat tiang utama penyokong struktur bangunan yang terdiri dari tiang utama dan penyangga. Jumlah keseluruhan tiang ada 39 buah.

b. Bagian Badan.

Rumah ini memiliki 1 pintu masuk. Di samping pintu masuk hiasan sulur-suluran yang sederhana.  Rumah ini hanya memiliki 1 ruangan, kemudian diatur untuk dapur dan ruangan istirahat tanpa papan pembatas. Terdapat  4 jendela di dinding sebelah kanan dan 2 buah di sisi sebelah kiri. Pada dinding terdapat kayu dengan hiasan sulur-suluran untuk tempat mengantungkan lampu/ lilin.

c. Bagian Atap

Konstruksi pada bagian atap masih tradisional yang menggunakan ikatan kayu dari rotan. Sirap pada bagian atap terbuat dari kayu ulin, pada bagian bubungan yang agak menjorok kedepan terdapat hiasan kepala burung enggang dan ekor pada bubungan bagian belakang.

Rumah ini mengalami 2 kali rehab yaitu pada bagian atap, dinding, lantai  dan penambahan plang nama benda cagar budaya oleh Pemda Kotawaringin Barat. Sebelum direhab dinding bangunan ini terbuat dari kulit kayu dan lantai terbuat dari kayu pinang, akan tetapi sekarang sudah diganti dengan menggunakan papan dari kayu ulin.