Gua Tewet
Kawasan Tewet yang termasuk dalam bagian karst Gunung Gergaji pada kawasan karst Sangkulirang Mangkalihat, berada dalam wilayah administratif Desa Tepian Langsat Kecamatan Bengalon Kabupaten Kutai Timur. Akses menuju lokasi sub kawasan ini dari Kota Samarinda dapat ditempuh selama dua hari dengan perjalanan darat dan sungai. Perjalanan dari kota Samarinda menuju Hambur Batu selama sekitar 8 jam dengan kendaraan roda empat dan berjarak ±250 km. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan perahu “ketinting” selama sekitar 3 jam yang berjarak 31,7 km (data GPS Garmin GPS Map 62 SC) dengan menelusuri sungai Bengalon-sungai Jele hingga tepian Tewet yang merupakan basecamp di Tewet.
Foto1. Landscape Gunung Gergaji
Kawasan karst Sangkulirang-Mangkalihat khususnya gunung Gergaji mengandung berbagai potensi yang dapat dikembangkan untuk beberapa sektor dengan tetap mengedepankan aspek keselarasan pelestarian alam dan budayanya. Potensi yang terlihat jelas adalah bidang kehutanan dimana ekosistem karst merupakan suatu ekosistem yang memadukan vegetasi dan fauna yang terdapat di dalamnya. Diketahui bersama bahwa hutan Kalimantan menyimpan berbagai jenis flora fauna yang khas dan endemiknya. Bidang lain yang sangat menjanjikan sebetulnya adalah pertambangan dan industry. Menara-menara Karst yang mengandung batuan gamping merupakan bahan baku untuk pembuatan semen dan marmer. Bidang lain yang patut dikembangkan adalah minat wisata baik minat wisata alam maupun minat wisata budaya. Untuk sektor bidang kehutanan dan pertambangan, jika tidak dikelola secara baik maka sinergitas sistem kehidupan di dalamnya akan mati secara perlahan. Pada Kawasan Tewet terdapat 5 buah situs gua yang menjadi sasaran dari kegiatan Deliniasi untuk Tim/Kelompok 1 yakni, ceruk Tewet, ceruk Karim, gua Pindi, Gua Teet dan ceruk Ujan. Namun untuk ceruk Ujan, observasi tidak terlaksana karena tidak ada person yang bisa jadi penunjuk jalan. Dalam perkembangan kegiatan ini, terdapat satu buah temuan gua baru yakni ceruk Kayuara (nama lokal dari pemburu sarang walet). Oleh karena itu, jumlah gua menjadi 6 (enam) yang menjadi objek kegiatan deliniasi yakni ceruk Tewet 1 dan ceruk Tewet 2, ceruk Karim, gua Pindi, gua Teet dan ceruk Kayuara.
Akses Ke Gua Tewet
Ceruk Tewet berjarak 160 meter dari basecamp Tewet ke arah tenggara dengan waktu tempuh sekitar 30 menit berjalan kaki, namun dengan kondisi medan yang cukup ekstrim. Dari pinggir sungai Jele berupa lahan tanah datar sekitar 30 meter kemudian mendaki lereng karst ke arah tenggara dengan kemiringan 30-90° hingga ke mulut ceruk. Ketinggian lereng hingga ke mulut gua ± 20 meter. Untuk mencapai mulut gua, diperlukan peralatan yang safety. Akses menuju Ceruk Tewet Atas harus menggunakan tali dan segala macam pengamanan dengan melewati tebing vertikal. Ceruk Tewet Atas diakses melalui ceruk Tewet dengan ketinggian vertikal 7,27m (perbedaan ketinggian lantai Tewet dan lantai Tewet Atas).
Foto2. Akses menuju ke Gua Tewet 2 (Atas)
Ceruk Tewet Atas terletak sekitar 8 (Delapan) meter di atas Ceruk Tewet, berupa ceruk dengan kondisi langit-langit gua yang miring ke arah lantai dengan lebar mulut gua 12,3 meter dan tinggi mulut gua 6,2 meter. Permukaan lantai cenderung datar dengan tanah di bagian pertengahan di bagian pinggir pada dinding ke arah mulut ceruk merupakan bagian inti karst gunung. Bagian tengah mulut ceruk terdapat tonjolan batu besar yang merupakan bagian dari struktur karst. Pilar terdapat di sisi kiri mulut gua dan 2 (dua) buah stalaktit. Hanya ada satu pohon diameter 10 cm yang tumbuh di tengah dan rebah ke arah mulut ceruk karena terbentur langit-langit yang rendah. Arah hadap ceruk ke arah barat, sehingga cahaya matahari dapat terpapar secara langsung pada langit-langit ceruk yang miring ke arah lantai, terlihat warna langit-langit 90% telah berwarna putih akibat terkelupas. Terdapat pada 4 lubang di langit-langit yang masih kelihatan hijau dengan lumut atau ganggang. Keempat lubang ini juga menjadi sarang kelelawar. Selain itu terdapat sarang burung sriti.
Foto3. Akses menuju Gua tewet 1 (bawah)
Datum Point dibuat pada permukaan bongkah batu tepat disisi kiri sudut ceruk. Datum Point ini berupa tanda spidol merah pada titik UTM X 0528570, Y 0113266 dengan akurasi 3 meter dan ketinggian 150 meter pada pkul 10.20 WITA.
foto 4. Titik DP Ceruk Tewet
Ceruk Tewet berada di ketinggian 150 mdpl. Dengan posisi ceruk berada di tebing vertikal, sehingga menyulitkan saat akses ke mulut gua. Ceruk ini cenderung menghadap ke arah barat dengan pemandangan luas terbuka di depan mulut Ceruk. Di sekitar lereng terlihat jenis pohon berdiameter di bawah 10 cm, jenis alang, jenis rumput, jenis paku pada lahan sempit dan lereng ceruk.
Foto 5. Hasil Scanning Laser 3D
Perekaman data menggunakan teknologi mutakhir yaitu 3D Laser Scanning dari tim Balai Konservasi Borobudur. Perekaman dilaksanakan selama 4 jam dengan titik bantu 3 titik (scanworld) dengan akurasi 2 sd 10 mm dengan jumlah point 153.530.768 point. Untuk output data berupa gambar snapshot 3D, top view, elevasi, cross section, mesh Data, dan kontur. Ceruk Tewet dalam kategori ceruk tanpa adanya ruang/lorong yang gelap abadi. Akses masuk lewat sisi kiri hingga mulut ceruk di sisi kiri. Lantai ceruk hingga bagian pertengahan berupa tanah lempung halus dan setelah itu berupa trap batuan karst hingga mencapai ujung kanan yang lebih tinggi. Bagian tengah mulut ceruk terdapat pilar dengan ukuran yang cukup besar dan terkesan menutup mulut ceruk. Pilar-pilar kecil dengan diameter ± 50 cm terdapat di sisi kiri lantai, di bagian tengah, serta bongkah-bongkah batu lepasan dari tebing atas yang tergeletak di sisi depan kanan-mulut gua.
Terdapat pohon ukuran kecil di bagian mulut ceruk sebelah kiri pilar, sehingga menutup akses cahaya matahari secara langsung pada dinding sisi kiri. Terlihat jenis rerumputan di lantai tanah di sisi ini. Jenis paku terlihat menempel di dinding-dinding atau di langit-langit ceruk serta pada pilar. Secara geografis berada pada koordinat N 0113266 dan E 0528570 (akurasi gps 3 meter, cuaca mendung, menggunakan GPS Map 62 SC). Batas ceruk di sebelah utara berupa massa karst (tebing), di sebelah selatan dan timur yaitu berbatasan dnegan gunung karst, dan di sebelah barat berupa tebing. Morfologi permukaan ceruk dengan karakter tebing curam pada ketinggian dari dataran 100 meter. Keaktifan karstifikasi termasuk semi aktif. Sedangkan ornamen ceruk yaitu: flowstone, stalaktit, stalagmit, dan pilar. Pencahayaan ceruk pada zona terang. Tinggi langit-langit ruang 4,8 meter, Luas ruangan 137,76 meter2. Pemanfaatan/fungsi situs sebagai tempat peristirahatan pemburu lokal. Jenis potensi ancaman pada ceruk ini yaitu: rembesan air yang menutupi gambar cadas, cuaca panas dan lembab, debu yang bersentuhan langsung dengan gambar cadas, sarang tawon, kotoran kelelawar, lumut, vandalisme, sentuhan pengunjung, asap rokok, dll.
Foto 6. Kondisi Ceruk Tewet bawah
Temuan Gambar-gambar
Temuan gambar cadas sangat padat di ceruk Tewet. Kemungkinan sebelumnya gambar cadas tersebut hampir memenuhi permukaan dinding yang ketinggiannya rendah hingga langit-langit gua. Asumsi ini berdasarkan sebaran bercak-bercak merah sebagai bekas gambar pada bagian dinding hingga dasar dekat permukaan lantai tanah. Kerusakan gambar cadas terparah terlihat pada bidang dinding ini karena telah mengelupas dan menghilangkan sama sekali gambarnya. Teridentifikasi 2 (dua) gambar cap tangan pada bagian ini. Meski hanya 2 (dua) jari yang tersisa, sebaran gambar mulai dari dinding rendah hingga ke langit-langit. Untuk bagian bidang langit-langit terlihat cap tangan yang berukuran cukup besar dengan berbagai motif di bagian telapak tangan baik berupa titik atau garis-garis putus dan garis yang menghubungkan antar cap tangan. Untuk gambar yang berukuran lebih kecil terlihat pada langit rendah di sisi kanan dan kemungkinan gambar cap tangan anak-anak hingga remaja. Juga terdapat gambar hewan yang kemungkinan adalah kura-kura.
Foto 7. Gambar cap Tangan dan Hewan
yang terletak mulai dari dinding sisi kiri hingga ke bagian langit-langit berupa gambar cap tangan dan bercak-bercak berwarna merah pada dinding gua dengan kondisi rusak terkelupas. Gambar cap tangan yang terletak pada sebuah lekukan terdapat 5 cap tangan dengan garis merah pada bagian telapak tangan, berupa 5 garis arah jari, 2 gambar dengan garis ke arah jempol dan kelingking.
Keletakan temuan gambar cadas yang tersisa hanya pada tempat atau langit-langit rendah dan lebih dekat pada permukaan batu, pada dinding selatan gambar cukup terlindung sehingga bisa bertahan. Kemudian pada ruang atau rongga di sisi kanan, terdapat empat buah gambar cap tangan berukuran jari anak-anak. Pada rongga ceruk luar, gambar yang cukup utuh hanya pada 2 (dua) titik berupa gambar bentuk spiral (disebut sebagai ular) dan untuk melihat bentuk gambar tersebut posisi badan harus rebah di atas batu sehingga posisi mata vertikal 90° di bawah gambar, dengan jarak ke batu dibawahnya sekitar 40 cm. Gambar yang berukuran cukup besar berwarna merah dengan garis merah tebal, kondisi mulai terkelupas, panjang sekitar 2 meter. Juga terdapat 2 (dua) garis merah yang memotong pada pertengahan garis tebal tersebut. Potensi ancaman yaitu berupa coretan pada dinding ceruk, terpaan cahaya matahari langsung karena mulut ceruk cukup terbuka, tingginya kelembaban pada lantai ceruk yang ditandai dengan lumut dan ganggang pada permukaan karst di lantai pertama dengan dinding ceruk. Sarang-sarang serangga, tawon pada pilar maupun pada stalagmit dan stalaktit, langit-langit ceruk yang miring ke arah dalam hingga ke lantai akan menjadi jalan aliran rembesan air dari tebing karst diatasnya. Ceruk ini cukup aman dari jangkauan manusia karena tidak ada akses selain harus menggunakan tali pengaman.
Foto 8. Kondisi Gua Tewet 2 (atas) dan kondisi lingkungan