Monitoring dan Evaluasi Keterawatan Cagar Budaya Pada Situs Peningki Lama Oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Kalimantan Timur

0
1484
4
Foto Meriam

Kegiatan Moniv (Monitoring dan Evaluasi) menjadi salah satu kegiatan rutin yang dilakukan Oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Kalimantan Timur. Peninjauan terhadap cagar budaya berupa Meriam dan Pillbox yang merupakan tinggalan pada masa Kolonial di Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.

Sebelumnya Meriam, Gedung Logistik dan Pillbox sudah pernah diperbaiki pada tahun 2015 oleh Balai Pelestarian Cagar Budayan Kalimantan Timur. Tujuan kegiatan adalah mengetahui dan mengumpulkan data tentang keterawatan cagar budaya situs Peningki Lama sehingga dapat ditindak lanjuti kerusakan yang ada pada situs tersebut.

Kondisi saat ini pada Gedung Logistik,  Meriam dan Pillbox dalam kondisi kurang terawat dikarenakan berbagai faktor, terutama terkait juru pelihara dan kurannya pelibatan masyarakat sekitar. Kegaiatan monitoring dan mengevaluasi cagar budaya, dilaksanakan selama 10 hari pada bulan Februari 2016, dengan tiga orang tim : Eva Rusdiana, S.E, Sulistianto, A.Md dan Eva Deltiani Tince Hutapea, S.Si.

Tahapan yang dilakukan dalam monitoring cagar budaya adalah:

  1. Identifikasi kerusakan pada Gedung Logistik I. Kerusakan fisis yang terjadi, berupa pengelupasan dan keretakan pada dinding depan. Vandalisme berupa tulisan pengunjung dengan mengunakan cat. Kerusakan biotis berupa lumut, terlihat dihampir semua permukaan dinding depan dan dinding belakang bangunan. Terdapat juga lumpur yang melekat pada dinding. Kanopi pintu yang mengalami kerusakan (pecah), dasar kusen pintu dipecahkan guna sebagai jalur keluarnya air yang tergenang saat hujan di dalam ruangan. Selain bagian luar bangunan yang mengalami kerusakan, bagian dalam bangunan juga mengalami kerusakan biotis berupa lumut yang melekat pada dinding ruangan. Kurangnya kesadaran dari juru pelihara juga terlihat pada serakan alat kebersihan yang disimpan didalam gudang tersebu.
    4
    Foto Gedung Logistik I

    2. Identifikasi Pillbox Stelling II. Kerusakan mekanis yang terjadi berupa tembok pecah pada bagian depan dan samping yang diakibatkan oleh masyarakat dengan kepentingan mengambil besi yang menjadi kerangka Pillbox. Coreta pada dinding juga ditemukan pada Pillbox tersebut yang diduga mengunakan benda tajam. Kerusakan kemis berupa lumut juga terjadi pada Pillbox yang hampir memenuhi seluruh dinding. Kondisi bagian dalam Pillbox dipenuhi lumpur dengan tinggi ± 20 cm dan langit-langit Pillbox menjadi sarang serangga.

4
Foto Pillbox Stellin
  1. Identifikasi Kerusakan Stelling Pillbox I. Kerusakan mekanis berupa pecah pada bagian dinding, sehingga besi yang menjadi penyangga bangunan terlihat menjuntai. Hal tersebut sengaja dilakukan oleh masyarakat yang ingin mengambil besi kerangka Pillbox. Kerusakan biotis berupa lumut juga terdapat pada dinding bagian belakang dan bagian dalam.

 

 

  1. Identifikasi Kerusakan Pada Meriam IV. Meriam tersebut dilengkapi dengan benteng bawah tanah yang digenangi air. Pada tembok pelindung didominasi oleh tumbuhan lumut dan tumbuhan rambat, serta pengelupasan pada plester tembok. Kondisi meriam sudah mengalami pengkaratan dan ditumbuhi jamur, serta hilangnya beberapa baut pada meriam.
4
Foto Meriam IV

 

  1. Identifikasi Kerusakan Meriam VI. Kerusakan yang dialami sudah tergolong parah, dikarenakan sebagian dari tembok tertutup tanah urukan sehingga pengidentifikasian sulit dilakukan. Bagian yang dapat terlihat hanya sebagian tembok yang ditumbuhi tanaman rambat dan lumut, serta terdapat bagian yang pecah. Loker pada bagian kiri dan kanan tembok pelindung meriam sudah tidak ditemukan. Kondisi merian sudah mengalami pengkaratan dan beberapa bagian meriam hilang.

    4
    Foto Meriam VI

Selain melakukan pengidentifikasian terhadap cagar budaya, koordinasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tarakan juga dilakukan. Pada prinsipnya Dinas sangat mendukung kegiatan monitoring dan evaluasi keterawatan Cagar Budaya Situs Paningki Lama. Hasil yang telah didapatkan kemudian didiskusikan bersama kepala Dinas.

Kegiatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata saat ini disekitar Situ Paningki Lama, yaitu pembangunan toilet umum di sekitar bangunan meriam I dan meriam II. Penanaman pohon Trambesi juga dilakukan disekitar meriam I, meriam II danmeriam III oleh Dinas Kehutanan. Sebelumnya tidak ada pemberitahuan baik secara tertulis maupun lisan dari pihak Dinas yang terkait tentang adanya kegiatan pembangunan dan penanaman tersebut. Dapat dilihat koordinasi anatara Dinas dan Instansi Balai Pelestarian Cagar Budaya sebenarnya masih belum maksimal.