Martapura, merupakan ibukota Kabupaten Banjar di Provinsi Kalimantan Selatan yang terletak di sebelah Tenggara Kota Banjarmasin. Untuk sampai ke Martapura dapat ditempuh dengan menggunakan berbagai sarana transportasi. Dari Bandar Udara Syamsudin Noor dapat ditempuh dengan mobil dengan waktu tempuh sekitar 30 menit, atau apabila ditarik garis lurus berjarak sekitar 16 Km (lihat Gambar 2.1).
Dalam penelusuran dari berbagai sumber, penamaan Martapura disebut ketika ditandatanganinya perjanjian antara Sultan Banjar dan Belanda di Bumi Kencana Martapura. Berdasarkan sejarah Kerajaan Banjar, terjadi beberapa perpindahan tempat yang menjadi kedudukan raja, yaitu, Kuin, Kayu Tangi, Martapura, Karang Intan dan Sungai Mesa.
Dalam beberapa perjanjian antara Sultan Banjar dan Belanda penandatanganan dilakukan di Bumi Kencana. Begitu juga dalam surat menyurat ditujukan kepada Sultan di Bumi Kencana Martapura.
Apabila benar sumber tersebut, Bumi Keraton Kencana Martapura adalah pusat pemerintahan untuk melakukan aktivitas kerajaan secara formal sampai dihapuskannya Kerajaan Banjar oleh Belanda pada tanggal 11 Juni 1860. Status Kerajaan Banjar setelah dihapuskan masuk ke dalam Keresidenan Afdeling dan Timur Borneo. Wilayah dibagi dalam 4 Afdeling, salah satunya adalah Afdeling Martapura yang terbagi dalam 5 Distrik, yaitu Distrik Martapura, Riam Kanan, Riam Kiwa, Banua Ampat dan Margasari. Selanjutnya terjadi perubahan dalam keorganisasian pemerintahan Hindia Belanda. Di bawah Afdeling terdapat OnderAfdeling dan distrik.
Gambar 2. 1 Peta Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan
Afdeling Martapura terdiri 3 onderAfdeling, salah satunya adalah onderAfdeling Martapura dengan distrik Martapura. Perubahan selanjutnya Martapura menjadi onderAfdeling di bawah Afdeling Banjarmasin. Afdeling dipimpin oleh Controleur dan Kepala Distrik seorang Bumi Putera dengan Pangkat Kiai.
Setelah kedaulatan diserahkan oleh pemerintah Belanda kepada Republik Indonesia tanggal 27 Desember 1949, ditetapkan daerah Otonomi Kabupaten Banjarmasin. Daerah otonom Kabupaten Banjarmasin meliputi 4 Kewedanaan.
Mayoritas penduduk Kabupaten Banjar berasal dari etnis Banjar. Terdapat pula etnis Jawa, Madura, dan Sunda yang datang sebagai transmigran. Selain itu ada pula keturunan Arab yang banyak mendiami perkotaan dan Kecamatan Martapura Timur.
Masyarakat di Martapura mayoritas beragama Islam. Pada umumnya terkenal sangat kuat memegang nilai-nilai ajaran agama Islam. Islam memiliki akar yang kuat dalam budaya masyarakat Banjar. Sejarah panjang Islam di Kota Martapura sangat mendalam, dan menjadikan kota ini bergelar Serambi Mekkah. Salah satu ulama dari daerah ini yang terkenal adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, yang terkenal dengan Kitabnya “Sabilal Muhtadin”. Pengaruh Islam yang besar turut pula mempengaruhi perkembangan budaya, termasuk dalam arsitektur tradisional. Hal ini akan terlihat jelas pada bagian ornamen atau ragam hias dalam rumah masyarakat Banjar peninggalan dari masa Islam dengan arsitektur tradisional antara lain Rumah Tradisonal Bubungan Tinggi dan Gajah Baliku.