Sejarah merupakan Jati Diri di Masyarakat Global

0
314

Dialog interaktif yang diikuti Guru Sejarah se Mojokerto-Jombang, dengan narasumber yaitu Ibu Maria Mumpuni Purboningrum seorang fasilitator pendampingan masyarakat, dan didampingi seorang moderator yaitu M. Riyanto, S.Pd sekaligus guru Mapel Sejarah SMA Negeri 1 Puri. Kegiatan ini dilaksanakan di Pendopo Selatan Unit Pengelolaan Informasi Majapahit pukul 09.00-12.00 tepat setelah peserta menyaksikan pertunjukan Wayang Beber yang di gelar oleh Komunitas Sambang Panji dari Kota Mojokerto.

Sebuah dialog yang tidak terlalu banyak materi namun lebih banyak metode-metode pembelajaran interaktif dimana para peserta diberikan sebuah permainan dengan 1 masalah dan para peserta harus bisa menemukan solusinya secara berkelompok (peserta dibagi menjadi 9 kelompok). Sesi penutup, masing-masing kelompok membuat 1 kalimat, setelah terkumpul 9 kalimat dari masing-masing kelompok disusun secara kronologis dan menjelaskan kesinambungan yang ada. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas cara berpikir peserta yang mencakup semua aspek kehidupan.

inti materi yang disampaikan adalah
Respon anak dalam belajar memiliki cara masing-masing dan daya terima yang berbeda-beda, sesuai dengan gaya belajar yang mereka miliki.

Maria Mumpuni: “Hanya 9% anak belajar dg audio. Anak dengan gaya kinestetik lebih mengarah ke seni/kreatifitas. Da gaya belajar visul lebih mengarahkan anak ke akademik yang baik.”

Tuntutan di tingkat global membentuk sistem pembelajaran tematik untuk memacu daya pikir anak agar lebih luas dan kreatif dalam semua aspek.

Dalam belajar sejarah, agar anak tidak bosan dengan pembelajaran yang monoton yang selama ini mereka terima di sekolah, harus disiasati dengan metode pembelajaran interaktif, menggabungkan antara audio, visual, dan kinestetik, agar membentuk pola pikir yang kompleks, dan solutif. (eva olenka)

Dok: Joko Purnomo