JARANAN DOR ASAL KABUPATEN JOMBANG SEBAGAI SALAH SATU BUDAYA KHAS JAWA TIMUR

0
165

Jaranan Dor atau yang juga dikenal sebagai Kuda Lumping atau Kuda Kepang di daerah lain di Indonesia adalah tarian tradisional Jawa yang merupakan bagian penting dari warisan budaya takbenda Jawa Timur. Tarian ini dimainkan oleh pemain yang menunggangi kuda anyaman bambu dan sering kali menyertakan unsur trance. Jaranan Dor memiliki akar sejarah yang mendalam dalam budaya Jawa dan diyakini telah dilakukan selama berabad-abad. Hal tersebut sering dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit dan periode sejarah lainnya dalam sejarah Jawa. Tarian ini mengandung unsur animisme dan perdukunan, yang mencerminkan sifat sinkretis spiritualitas Indonesia, yang memadukan kepercayaan asli dengan Hindu, Budha, dan kemudian Islam. Beberapa pertunjukan Jaranan Dor mengandung unsur penceritaan, narasi legenda lokal, peristiwa sejarah, atau dongeng mitologi melalui tariannya.

Pada daerah kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur, Jaranan Dor memiliki tempat khusus dalam budaya lokal. Tarian tradisional ini tidak hanya merupakan bentuk ekspresi seni tetapi juga menjadi bagian penting dalam acara dan ritual masyarakat. Pertunjukan Jaranan Dor di Jombang seringkali merupakan acara yang berpusat pada masyarakat. Mereka biasanya diselenggarakan selama festival lokal, pernikahan, dan pertemuan sosial penting lainnya, untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan kebanggaan budaya di antara penduduk. Penari mengenakan kostum tradisional, sering kali berwarna cerah dan dihiasi ornamen. Alat peraga utamanya adalah anyaman kuda bambu, yang dinaiki oleh para penari selama pertunjukan. Tarian ini diiringi oleh musik gamelan tradisional, yang mencakup berbagai alat musik perkusi seperti gong, gendang, dan metalofon. Ansambel gamelan tradisional yang mengiringi Jaranan Dor di Jombang sering kali menyertakan variasi daerah dalam instrumen yang digunakan dan gaya musiknya. Musiknya bercirikan kompleksitas ritme dan perubahan tempo yang dinamis, yang memandu gerakan penari.

Salah satu ciri yang paling menonjol dari Jaranan Dor adalah keadaan trance yang dialami beberapa penari selama pertunjukan. Hal tersebut diyakini sebagai salah satu bentuk kerasukan spiritual, di mana para penari menunjukkan aktivitas fisik yang luar biasa, seperti memakan kaca atau berjalan di atas api. Jaranan Dor dipandang sebagai simbol warisan budaya Jombang. Dengan melestarikan dan menampilkan tarian ini, masyarakat Jombang merayakan keunikan identitas dan akar sejarahnya. Banyak festival lokal dan regional di Jawa Timur menampilkan pertunjukan Jaranan Dor, yang membantu menjaga tradisi tetap hidup. Beberapa komunitas dan organisasi kebudayaan telah membuat program untuk mendidik generasi muda tentang Jaranan Dor, sehingga menjamin kelangsungannya. Jaranan Dor adalah contoh nyata kekayaan budaya Indonesia, yang mewujudkan aspek spiritual dan komunal yang mendalam dari tradisi Jawa. Pelestarian dan praktik berkelanjutan sangat penting untuk menjaga identitas budaya dan warisan Jawa Timur.