Edukasi Arkeologi sebagai Media Pembelajaran dalam Hardiknas Jawa Timur 2019

0
975

Menyambut Hari Pendidikan Nasional tidak lepas dari kegiatan menambah ilmu pengetahuan. Menambah ilmu tidak hanya bisa dilakukan di dalam kelas saja. Bermain di luar kelas juga merupakan cara efektif untuk menumbuhkan minat belajar. Salah satu kegiatan yang paling dinantikan oleh siswa-siswi yaitu edukasi arkeologi. Dalam peringatan Hardiknas yang diselenggarakan oleh 7 UPT Kemendikbud di Jawa Timur ini, salah satu sekolah yang terlibat dalam kegiatan edukasi arkeologi yaitu SDN Trowulan.

Antusiasme terpancar di wajah siswa siswa saat Yanti Muda Oktaviana mulai membuka kegiatan edukasi arkeologi. Edukasi arkeologi merupakan sarana pembelajaran yang diperuntukkan bagi siswa  dalam mengenal sistem kerja arkeologi dalam hal ini kegiatan ekskavasi, yang menjadi cikal bakal terbentuknya koleksi di wilayah Pusat Informasi Majapahit.

Sebagai pengenalan awal, diberikan pemahaman visualisasi dalam bentuk tembikar dan terakota. Kegiatan pada tahap ini tentu diberikan ruang untuk kegiatan tanya jawab agar wawasan siswa lebih luas dalam mengenal tinggalan yang berada di wilayah mereka. Setelah siswa dianggap telah paham mengenai tinggalan materil, kemudian diberikan pembekalan mengenai sistem kerja ekskavasi lalu dilakukan simulasi.

Simulasi ekskavasi merupakan serangkaian kegiatan edukasi arkeologi yang dilakukan setelah siswa mendapatkan pembekalan sistem ekskavasi pada tahap sebelumnya. Siswa di bagi menjadi 3 kelompok, lalu setiap kelompok diberikan media kotak ekskavasi berukuran 2mx2m. Pembagian tugas masing-masing siswa terdiri dari deskripstor dan ekskavator.

Momentum seperti ini tentu menjadi kegiatan paling dinantikan oleh guru SDN Trowulan, salah satunya Waluyo Triono selaku wali kelas 5 SDN Trowulan. Kegiatan pembelajaran seperti ini berdampak positif bagi siswa dalam mengenal tinggalan budaya yang ada di tempat tinggal mereka, jelasnya. Harapan saya ke depannya semoga siswa mengenal budaya kepurbakalaan dan dapat menghargai warisan pendahulu kita agar tetap dapat dilestarikan, imbuh Waluyo Triono. Disamping itu, Salasih selaku guru kelas 4 SDN Trowulan juga mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu pengaplikasian kurikulum sekolah yaitu media pembelajaran di luar kelas agar siswa lebih aktif bertanya.

Setelah simulasi ekskavasi berakhir, siswa diarahkan untuk melakukan pencucian temuan (artefak) dari hasil ekskavasi masing-masing kelompok. Saat kegiatan ekskavasi berlangsung, Supriano selaku Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), melakukan kunjungan di lokasi ekskavasi. Beliau sangat bangga dengan antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan ekskavasi tersebut. Dari kegiatan ini semoga memberikan ilmu pengetahuan yang positif bagi siswa siswi dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan di Jawa Timur hingga Nusantara (Cresentia)