Candi Brahu

0
4858

Candi Brahu terletak di Dusun Muteran, Desa Kejagan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Keberadaan candi ini dicatat pada tahun 1815 oleh Wardenaar, saat ia mendapat tugas dari Raffles untuk mengadakan pencatatan peninggalan arkeologi di daerah Mojokerto. Hasil kerja Wardenaar tersebut dicantumkan oleh Raffles dalam bukunya “History of Java” (1817). Candi ini diduga merupakan candi tertua yang ada di wilayah Trowulan, dasar dugaan ini adalah prasasti Alasantan yang ditemukan tidak jauh dari Candi Brahu. Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Raja Mpu Sindok pada tahun 861 Saka atau 939 Masehi, di antara isinya menyebutkan nama sebuah bangunan suci yaitu Waharu atau Warahu. Nama inilah yang diduga sebagai asal nama Candi Brahu sekarang. Menurut laporan Belanda dalam Rapporten Oudheidkundigen Commissie (ROC) tahun 1907 dan Rapporten Oudheidkundigen Dienst (ROD) 1915 menyebutkan di sekitar Candi Brahu dahulu pernah terdapat beberapa candi lain yaitu Candi Muteran, Candi Gedong, Candi Tengah dan Candi Gentong. Namun saat ini hanya ada dua candi yang masih bisa kita temukan yaitu Candi Brahu dan Candi Gentong. Candi Brahu diperkirakan berlatar belakang agama Buddha, hal ini berdasarkan gaya bangunan serta profil sisa hiasan yang berdenah lingkaran pada atap candi dan diduga sebagai bentuk stupa.

Candi Brahu terdiri dari sebuah bangunan yang berdenah persegi berukuran 20,7 meter x 20,7 meter dengan komponen bangunan terdiri dari kaki, tubuh dan atap. Kaki candi polos tanpa hiasan. Tubuh candi berukuran 10,5 meter x 10 meter dan tinggi 9,6 meter dan mempunyai banyak penampil pada dinding serta mempunyai bilik yang pada bagian dalam atas berbentuk piramida, bagian bilik berukuran 4 meter x 4 meter menghadap ke barat sehingga penampil lebih menjorok dari pada sisi-sisi lainnya, bagian tubuh Candi Brahu sebagian merupakan susunan bata baru yang dipasang pada masa pemerintahan Belanda. Pada saat kegiatan pemugaran, dilakukan penataan struktur bata pada bilik dan ditemukan sisa-sisa arang yang kemudian dianalisa di Pusat Penelitian Badan Tenaga Atom Nasional ( BATAN) Yogyakarta. Hasil Analisa menunjukkan bahwa pertanggaan radio carbon arang Candi Brahu berasal dari masa antara tahun 1410 hingga 1646. Pada Candi Brahu juga terdapat trap anak tangga yang terletak pada sisi barat yang digunakan sebagai akses menuju ke selasar candi. Sedangkan antara selasar dengan bilik tidak terdapat akses tangga naik. Atap candi berukuran tinggi kurang lebih 6 meter, pada bagian timur laut menunjukkan adanya menara sudut berdenah lingkaran yang bentuknya menyerupai bagian dari stupa. Selain bangunan juga ditemukan sebuah struktur bata kuno yang berada pada arah barat daya Candi Brahu.

Upaya pelestarian yang dilakukan terhadap Candi Brahu adalah dengan melakukan pencatatan melalui kegiatan inventarisasi, melakukan kegiatan pemugaran, konservasi secara berkala dan menempatkan juru pelihara. Upaya pelindungan hukum juga sudah dilakukan dengan menetapkan Candi Brahu sebagai Situs cagar budaya sejak 21 Juli 1998. (Unit Dokpub, BPK XI)