Ajak Cintai Sejarah Lewat Sosialiasi Pelestarian Cagar Budaya

0
414

“Sejarah itu membosankan karena banyak materi yang harus dihafalkan,” Queen menjawab lugas pertanyaan Adrian Perkasa.

Mengapa belajar sejarah itu susah? Pertanyaan itu dilontarkan pada peserta sosialisasi pelestarian cagar budaya ketika mengisahkan pengalaman awal berkecimpung dalam dunia sejarah.  Pengajar di Universitas Airlangga ini menginspirasi anak muda yang hadir untuk lebih mendalami sejarah. “Tak hanya banyak hal menarik akan ditemui ketika belajar sejarah, namun kalian bisa pergi kemana-mana tanpa membayar,” candanya.

Queen, salah satu siswa MA Assulaimaniyah Mojolegi Mojoagung, nampak senang mengikuti sosialisasi yang diselenggarakan Unit Dokumentasi dan Publikasi BPCB Jatim. Biasanya kita baca dari buku saja, kalo ikut acara ini bisa jadi lebih faham, dan menambah wawasan sejarah, kata siswi kelas 11 ini yang tertarik dengan cara penanggalan di gua-gua. Ketika menanyakan bagaimana cara arkeolog untuk menentukan usia gua, Rizky Susantini menjawab bahwa ada cara untuk menentukan kronologi yaitu relatif dan absolut, selain itu juga dengan menerapkan ilmu pengetahuan seperti fisika, kimia dan geologi.

Rizky Susantini juga mengajak peserta untuk tergerak lebih mencintai sejarah dengan cara bergabung bersama komunitas pelestari cagar budaya, aktifitas ‘blusukan’ (masuk ke tempat tertentu untuk mengetahui sesuatu) ini sudah menjadi tren saat ini di Mojokerto. Selain itu ada hal mudah yang bisa dilakukan generasi muda yang menjadi salah satu upaya untuk ikut menjaga cagar budaya yaitu dengan berswafoto di bangunan sejarah.

“Saya sebenarnya tidak tertarik dengan sejarah, tapi setelah mendengar mas Adrian tadi jadi termotivasi untuk lebih giat mempelajarinya,” ungkap Muhammad Mujib.  Siswa SMAN1 Sooko ini menceritakan dengan bangga bahwa bapaknya adalah pecinta sejarah yang juga menjadi anggota salah satu komunitas budaya. Selama ini yang kami tahu Majapahit itu hanya Gajah Mada saja, ikut sharing di acara ini bisa menambah informasi dan tahu tentang sejarah tidak hanya kata orang saja, lanjutnya. Mujib bersama dua teman, Alfi dan Najwa, mengungkapkan bahwa ketertarikannya akan sejarah tak lepas dari peran orang tua yang ikut mendorong untuk mencintai, walau hanya dengan mengajak anak-anaknya berwisata religi ke tempat sejarah.