You are currently viewing Tiga Hiasan Yang Sering dijumpai di Candi  dan Cerita di Baliknya

Tiga Hiasan Yang Sering dijumpai di Candi dan Cerita di Baliknya

Ketika kita berkunjung ke candi khususnya candi di Jawa Tengah, kita sering menjumpai hiasan-hiasan yang dipahatkan di dinding maupun komponen bangunan. Masyarakat masa lalu menghias candi bukan tanpa alasan. Beberapa hiasan ini ternyata mempunyai makna terhadap keberadaan candi. Berikut adalah tiga hiasan yang sering dijumpai   di candi.

Makara

Makara adalah hiasan berupa kepala binatang khayali. Biasanya, binatang tersebut merupakan gabungan antara gajah dan buaya atau ular, serta dalam mulutnya sering terdapat arca singa. Dalam bangunan candi hiasan ini ada di sebelah kanan dan kiri pintu, pipi tangga atau relung. Hiasan makara lebih sering digambarkan bersama kala sehingga sering disebut kalamakara.

Kala

 

Relief kala biasanya diletakkan di ambang atas pintu, jendela, atau relung pada candi. Bentuk kala yang biasa digambarkan adalah bagian kepala, terkadang beserta rambutnya, tangan, atau rahang bawah. Bentuk dasar kala adalah Singga yang merupakan binatang lambing kekuatan  dan keadilan serta penghancur kekuatan jahat sehigga di India hiasan ini sering disebut dengan simhamuka . Kala juga merupakan perwujudan sebagai banaspati, penjaga hutan, karena bangunan candi melambangkan gunung (meru) yang dipenuhi dengan hutan lebat. Kala digunakan untuk menangkal pengaruh jahat terbukti dengan keberadaan pada bagian atas ambang pintu.

Kinnara-Kinnari

Kinnara-kinnari adalah sepasang mahluk kayangan berbadan burung dan berkepala manusia. Biasannya mahluk-mahluk ini digunakan sebagai pelengkap kosmos. Mahluk ini seringdigambarkan dalam pose mengapit kalipataru. Candi yang memiliki hiasan ini antara lain Candi Ngawen, Candi Gana, dan Candi Plaosan.

(disarikan dari buku Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya)