You are currently viewing Hasil Kriya Batu dan Penyebarannya (4), Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Hasil Kriya Batu dan Penyebarannya (4), Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Batu Pipisan dan Lumpang Batu

Batu pipisan dan lumpang batu merupakan peralatan untuk menghaluskan biji-bijian, ramuan tumbuhan yang berasal dari tanaman liar, atau menghaluskan oker (oksida besi yang digunakan sebagai at pewarna). Walaupun fungsinya sama, akan tetapi kedua alat tersebut mempunyai bentuk dan cara penggunaan yang berbeda. Batu pipisan terdiri atas batu pelandas yang relatif datar, berbentuk persegi panjang dan disertai dengan batu giling (masyarakat sering menyebutnya sebagai gandik) yang berbentuk silinder. Bahan yang hendak dihaluskan diletakkan pada batu pipisan, kemudian digiling dengan batu giling yang digunakan secara horizontal. Lumpang batu pada umunya mempunyai cekungan yang relatif dalam. Bahan yang akan dihaluskan dimasukkan kedalam cekungan tersebut, kemudian ditumbuk dengan batu penumbuk yang digunakan secara vertikal.

Batu pipisan dan lumpang batu sudah dikenal sejak jaman prasejarah dan masih terus digunakan oleh masyarakat hingga kini. Pada awalnya, lumpang batu dan batu pipisan tidak dapat dibuat secara khusus dengan bentuk seperti yang ada sekarang. Pipisan hanya berupa sebuah batu yang permukaannya datar, dan lumpang batu mula-mula juga hanya sebuah batu ya mempunyai cekungan. Pada tahap selanjutnya, baik batu pipisan maupun lumpang batu mempunyai bentuk tertentu. Bentuk batu pipisan dan lumpang batu tampaknya masih bertahan hingga sekarang. Hal ini lah yang menyebabkan batu pipisan dan lumpang batu jaman prasejarah seringkali sulit dibedakan dengan benda yang sama tapi dari masa yang berbeda. Apalagi batu pipisan dan lumpang batu yang banyak ditemukan, sebagian besar tidak mempunyai konteks budaya yang jelas. Oleh karena itu, umumnya juga sulit diketahui. Kabupaten Klaten, merupakan daerah yang banyak menghasilkan temuan arkeologis berupa batu pipisan,gandik, dan lumpang batu. Lumpang batu juga ditemukan di situs Sumurpule (Karangan, Rembang).

Masyarakat sekarang, selain masih menggunakan batu pipisan dan gandik, juga mempunyai kepercayaan bahwa jika seseorang mematahkan batu pipisan pada waktu digunakan, maka orang tersebut akan mendapatkan sial atau ketidakberuntungan. Untuk menghilangkan hal tersebut, harus diadakn selamatan untuk meruwatnya.