You are currently viewing Ragam Tema Ornamentasi, Kepala dan Genitaalia, Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Ragam Tema Ornamentasi, Kepala dan Genitaalia, Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Kepala

Selain bentuk muka, kepala juga seing dijumpai. Hai ini mungkin karena kepala dapat dengan mudah mewakili citra manusia. Arca menhir misalnya, berupa tiang batu dengan bagian atas dibentuk serupa kepala. Bentuk kepala diterakan pada bagian jenis peninggalan. Peninggalan yang mengandung bentuk kepala, misalnya adalah canthik (bagian haluan perahu) yang diberi nama Kyai Rajamala di Museum Radyapustaka (Surakarta). Contoh lain adalah kepala wayang pada ani-ani di Tegal.

Genitaalia

Bagian kelamin/ genital ini juga diyakini memiliki kekuatan gaib yang dapat meonolak kekuata jahat serta dapat memberikan kesburan. Pada masa klasik pola ini dapat ditemua pada Prasasti Samirana yang ditemukan di Desa Samirana (Kab. Semarang), berupa gambaran alat kelamin laki-laki . Temuan lain adalah di Candi Sukuh (Karanganyar), dalam bentuk relief alat kelamin laki-laki dan permpuan yang berhadapan dilantai salah satu gapura. Selain itu, di Candi Sukuh juag ditemukan lingga tiga dimensi yang dibentuk serupa kelamin laki-laki, yang sekang telah disimpam di Museum Pusat Jakarta. Tidak jauh dari Candi Sukuh, yaitu Candi Cetha, terdapat batu bentuk kelamin laki-laki yang diletakkan di tanah, mengarah kepada sebuah tatanan batu berbntuk segitiga, tyang barangkali merupakan lubang kelamin wanita. Pada masa klasik, genitalia juga digunakan secara sederhana dalam bentuk lingga sebagai perwujudan Dewa Siwa. Lingga diletakkan di atas yoni yang merupakan lubang Dewi Parwati, Istri Siwa.