You are currently viewing Ragam Tema Ornamentasi, Bintang, Gunung, Matahari, Rembulan, Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Ragam Tema Ornamentasi, Bintang, Gunung, Matahari, Rembulan, Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Bintang

Ragam bintang pada masa Prasejarah dapat dijumpai pada tengah bidang bidang pukul nekara perunggu. Pada nekara ragam bintang dapat memiliki ujung lancip sebanyak 8, 10, 12, 14, atau 16 buah.

Gunung

Pada masa Prasejarah masyarakat percaya bahwa gungung merupakan tempat tinggal para roh nenek moyang, sehingga banyak pemujaan yang diarahkan ke suatu gunung atau bahkan berada di gunung. Menurut faham India, dunia ini adalah sebuah pulau dengan pusat sebuah gunung besar (mahameru), dan dikelilingi oleh beberapa lapis lautan serta pegunungan. Hal tersebut kemudian berpangaruh di Jawa Tengah pada masa Klasik, sehingga gunung juga digunakan sebagai tempat kediaman para dewa. Meskipun tema gunung sangat mendasar, akan tetapi jarang tampil sebagai ragam hiasa pada masa Hindu-Buddha tersebut. Raga mini baru muncul pada masa Islam, yaitu pada seni baik.  Pada seni batik, ragam gunung dikenal sebagai meru dan digambarkan baik secara tuggal maupun dalam rangkaian tiga gunung dengan puncak di bagian tengah. Ragam gunung sering dikombinasikan dengan ragam lain seperti tetumbuhan. Dalam batuk, pola gunung melambangkan bumi atau tanah.

Matahari

Ragam hias matahari terdapat pada Masjid Demak, yaitu terukir pada mimbar. Pada beberapa bulan maam juga terdapat raga mini, seperti nisa pada makam-makam di Demak, Jepara, serta Tembayat (Klaten).

Rembulan

Rembulan sabit merupakan salah satu lambang Dewa Siwa. Oleh karena itu, pada bagian tutup kepala Siwa dan anaknya, Ganesha, terdapat gambaran rembulan sabit, disertai dengan tengkorak yang disebut ardhacandra kapala. Pada masa islam ragm hias rembulan sabit sangat populer, terutama pada masa yang lebih akhir. Pada masa yang tua, ragam ini terdapat pada nisan makam Tembayat (Klaten ) dan beberapa buah masjid.