You are currently viewing Perkembangan Tinggalan Tertulis (Bagian VI), Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Perkembangan Tinggalan Tertulis (Bagian VI), Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Prasasti yang terdapat pintu gerbang Masjid Agung Semarang cukup unik, karena muskipun ditulis dengan tiga huruf dan bahasa, yaitu huruf dan bahasa Arab, huruf dan bahasa Jawa, serta huruf latin dan berbahasa Belanda, serta bahasa Melayu dengan huruf Arab Pegon, tetapi intinya sama. Isi prasasti tersebut adalah memperingati purnapugar perbaikan Masjid Agung Semarang yang terbakar akibat sambaran petir, bunyinya adalah:

1756 Ter gedagtenis omdet de regeering van u HERE Nicholaas Hartingh. Raad extra ordin’ van Nederlands INDIA mitsgaders Gouv & Direct van la va, is deze TEMPES volbouwt door den Adepattij Soeraadimangala”.

Dari gambaran diatas, diketahui bahwa sumber tertulis berupa prasasti yang ditemukan di Jawa Tengah berasal dari masa Kerajaan Mataram Kuna sampai dengan pengaruh Eropq-Asia. Secara kronologis tinggalan tersebut dapat dibagi ke dalam tiga pembabakan waktu. Pertama adalah masa awal Kerajaan Mataram Kuna sekitar abad VII TU sampai dengan pertengahan pertama abad X TU. Kedua adalah masa perkembangan Islam di Jawa Tengah antara abad XV TU sampai dengan masa kedatangan bangasa-bangsa Eropa dan Asia. Ketiga adalah masa kekuasaan pemerintah Kolonial Belanda sekitar XVII-XIX TU. (Foto Masjid Agung Kauman Semarang, sumber sistem regristrasi cagar budaya nasional)