You are currently viewing Kumpulang Kata-Kata Para Ujung Tombak Pelestarian Cagar Budaya (Bagian II)

Kumpulang Kata-Kata Para Ujung Tombak Pelestarian Cagar Budaya (Bagian II)

Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah merupakan Unit Pelaksana Teksnis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mempunyai tugas dalam pelestarian Cagar Budaya di Wilayah Jawa Tengah. Banyak pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh BPCB Jateng dalam pelaksanaan tugasnya yaitu pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan.

Sebagian besar tugas yang memerlukan banyak waktu dan banyak tenaga adalah dalam hal pelindungan. Sebagai contoh tugas bidang pelindungan ini adalah pemeliharaan dan pemugaran candi. Dikedua bidang pekerjaan ini tentu saja membutuhkan sumber daya manusia yang sangat spesifik dan terampil antara lain para juru pugar dan juru pelihara. Bahkan juru pugar dan juru pelihara ini menjadi ujung tombak dalam pelestarian cagar budaya khususnya bangunan candi.

Tentunya banyak suka dan duka yang terungkap dan belum terungkap dari para juru pugar dan juru pelihara ini. Dari sekian banyak juru pugar dan juru pelihara ini, sebagian besar memiliki kesan dan idealisme sendiri dalam melaksanakan pekerjaanya. Beberapa kesan dan idelaisme dari mereka sempat terekam melalui perkataan mereka sehari-hari ketika berkomunikasi. Berikut diantaranya.

Bekerja sebagai pencari batu itu seperti seseorang sopir. Saat berkendara, sopir tidak banyak bicara, namun ia sebenarnya bekerja dan terus fokus. Begitu pula dengan seorang pencari batu candi, mereka tidak banyak berbicara, namun pikirannya terus berjalan hingga dapat menemukan sambungan satu batu dengan batu yang lain” Darmanto Pencari Batu

 “Barang sing awal e ra ono dadi ketemu, awal e ra ketok dadi ketok”. (Barang yang awalnya tidak ada jadi ketemu, awalnya tidak kelihatan jadi kelihatan) Atmo Jino, Pencari Batu

“Aja pisan-pisan yen nemune barang mas-masan saka candi, aja kok milik. Amarga kui gedhe welere. Contone tau kancaku ki entuk emas saka candi, digawa menyang omah, didelekne, wetenge busung, mati”.  (Jangan sekali-kali kalau menemukan barang berupa emas dari candi, jangan diambil. Karena, itu besar larangannya contohnya pernah temanku mendapatkan emas dari candi, dibawa ke rumah, disembunyikan, perutnya busung, meninggal) Rabiman, Pencari Batu

Mencari batu bukanlah hal yang mudah, diperlukan sikap disiplin, teliti dan telaten. Apabila ingin bisa sebagai pencari harus mempunyai niat untuk belajar dan dorongan dari hati” Wagiyo, Pencari Batu

” Saat beristirahat, saya masih berfikir bagaima batu bisa ditemukan. Badan saya iatirahat pikiran saya terus bekerja’ Wagiyo, Pencari Batu