You are currently viewing Kepatihan Mangkunegaran, Jejak Awal Penyiaran Radio di Surakarta

Kepatihan Mangkunegaran, Jejak Awal Penyiaran Radio di Surakarta

Tahun 1925 di Surakarta terdapat perkumpulan kesenian Jawa, dengan nama Javaanese Kunstkring Mardi Raras Mangkunegaran. Mempunyai Pemancar Radio Ketimuran bernama : Perkumpulan Kerawitan Mardi Raras Mangkunegaran, yang disingkat dengan PK2MN dibawah asuhan Sri Paduka Mangkunegoro VII. Pemancar radio yang bersifat amatir tersebut didalam kegiatannya belum dapat menyelenggarakan siaran secara tetap layaknya sebuah radio siaran.

Kegiatan yang disiarkan adalah karawitan dimainkan dari Kepatihan Mangkunegaran, Kethoprak dan Wayang Orang di Taman Balekambang Manahan. Dengan demikian kawula dari bangsawan Mangkunegaran dapat menikamati siaran karawitan, kethoprak dan wayang orang tersebut.

PK2MN terasa kurang memuaskan bagi pengurusnya, maka akhirnya membentuk perhimpunan siaran radio pada tanggal 1 April 1933 di Surakarta lahir Solose Radio Vereneging ( SRV ), dan sejak itu semangat keradioan bangsa Indonesia sendiri semakin kuat.

Tanggal 15 Januari 1935 SRV mengadakan konggres diantaranya menghasilkan keputusan : SRV harus memiliki gedung studio yang memadai untuk menyelenggarakan siarannya. Sri Paduka Mangkunegoro VII menghadiahkan sebidang tanah seluas kurang lebih 5000 meter persegi di jalan Marconi 1 atau jalan Abdul Rachman Saleh No. 51 Suarakarta. Tanggal 29 Agustus 1936 gedung studio SRV diresmikan oleh putri SriPaduka Mangkunegoro VII, Gusti Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Koesoema Wardhani.

Sejalan dengan revolusi nasional bangsa Indonesia berusaha merebut dan menguasai radio-raadio yang ada, termasuk pemancar radio SRV. Akhirnya tangaal 11 September 1945 di Jakarta lahir Radio Republik Indonesia ( RRI ), beranggotakan 8 radio bekas Hoso Kyoku, dengan semboyan Tri Prasetya atas dasar satu komando, dibawah pimpinan dr. Abdul Rachman Saleh. Delapan anggota radio tersebut berkedudukan di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surakarta, Purwokerto, Malang dan Surabaya.

Selama dua tahun itu SRV menggunakan pusat pemerintahan Mangkunegaran itu sambil membangun gedung sendiri di Kestalan. Setelah pembangunan gedung stasiun radio selesai, maka tahun 1936 lalu pindah ke gedung baru. Inilah gedung stasiun radio termegah pertama yang berdiri di Indonesia yang hingga sekarang masih digunakan oleh RRI Solo. (Disarikan dari laporan BPCB Jateng)